Pengantar Manajemen "MOTIVASI"
MAKALAH
PENGANTAR
MANAJEMEN
“MOTIVASI”
Dosen Pembimbing
Rois Arifin, S.E., M.M.

Disusun
Oleh:
Febri Kusumawati 21701082195
Nurul Hikmah 21701082196
FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS
Program Studi
Akuntansi
Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Pengantar Manajemen mengenai Motivasi. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
Rois Arifin, S.E., M.M., selaku Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen Universitas
Islam Malang yang telah memberi tugas ini kepada kami.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pengantar Manajemen tentang Motivasi. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Malang, 26 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul
Kata
Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar
Isi................................................................................................................. iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
BAB
II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Motivasi.......................................................................................... 3
2.2 Proses
Motivasi................................................................................................. 4
2.3 Pendekatan
terhadap Motivasi.......................................................................... 5
2.4 Teori
tentang Motivasi...................................................................................... 6
2.5 Tantangan
Motivasi......................................................................................... 12
2.6 Alat-alat
Motivasi........................................................................................... 13
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
rangka managing people, pemotivasian
subordinasi merupakan satu dimensi penting yang harus diperhatikan oleh
manajer. Sebab sinergi dari suatu organisasi datang dari motivasi pekerjanya.
Motivasi sebagai satu elemen dasar dalam fungsi manajemen dan sering dimasukkan
sebagai satu elemen dari pemimpinan sehingga disebut sebagai leading through motivation, dimaksudkan
agar orang-orang melalui siapa manajer mencapai tujuan termotivasi melakukan
berbagai usaha untuk mencapai tujuan. Memotivasi orang lain berarti mengajak
subordinasi untuk bekerja keras apabila ia tidak memahami apa yang menjadi
kebutuhan bawahannya. Dengan demikian keberhasilan mendorong bawahan melalui
pemahaman motivasi yang ada diluar diri pegawai akan sangat membantu mencapai
produktivitas kerja yang optimal. Makin faham manajer akan hal-hal yang
memotivasi subordinasi mereka dan cara berfungsinya motivasi itu, dan makin
mereka ungkapkan pemahaman tersebut dalam melaksankan aktiviatas manajemen
mereka, semakin besar pula kemungkinan bagi bagi mereka untuk menjadi manajer
yang efektif. Sebab orang-orang cenderung mengikuti mereka yang dipandang
sebagai sarana untuk memuaskan tujuan pribadi mereka. Untuk itu manajer atau
pimpinan harus konsentrasi dan mampu mengidentifikasi apa yang memotivasi
anggota dari tim. Kemampuan manajer mengidentifikasi motivasi yang tumbuh dalam
diri bawahan merupakan satu faktor yang menentukan keberhasilan manajer
melaksanakan fungsi pemimpinan.
Motivasi
(dorongan atau rangsangan) dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan
kinerja karyawan atau bawahan. Sebab efektivitas karyawan dengan asumsi mereka
memiliki peluang untuk kinerja yang baik dan memiliki kemampuan yang diperlukan
antara lain tergantung pada motivasi. Bahwa kinerja actual adalah fungsi dari
kemampuan (ability), motivasi (motivation), dan kondisi pekerjaan (working
conditions), atau kinerja = kemampuan x
motivasi x kondisi kerja.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian motivasi?
2. Bagaimana
proses motivasi?
3. Bagaimana
pendekatan-pendekatan terhadap motivasi?
4. Apa
saja teori-teori dalam motivasi?
5. Apa
saja tantangan-tantangan dalam motivasi?
6. Apa
saja alat-alat dalam motivasi?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
tentang pengertian motivasi
2. Mengetahui
bagaimana proses motivasi
3. Mengtahui
pendekatan-pendekatan terhadap motivasi
4. Mengetahui
teori motivasi
5. Mengetahui
tantangan-tantangan dalam motivasi
6. Mengetahui
alat-alat dalam motiavsi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Istilah
motivasi berasal dari kata latin yaitu Molvere yang artinya bergerak (to move),
yaitu proses kejiwaan yang merupakan tujuan dan arah dari setiap perilaku.
Motivasi merupakan seperangkat faktor dorongan yang menguatkan (energize),
menggerakkan (direct) dan memelihara (sustain) perilaku atau usaha. Dorongan
diwujudkan dalam berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Jika faktor
pendorong itu sangat kuat maka itu akan membentuk usaha yang keras untuk
mencapaiya, atau sebaliknya.
Para
ahli memandang motivasi itu bersumber dari dalam diri seseorang atau faktor
internal. Sedangkan penulis lainnya memandang bahwa motivasi timbul dari
sumber-sumber di luar seseorang atau faktor eksternal.semua itu tergantung dari
mana suatu kegiatan dimulai. Motivasi internal yang berasal dari diri seseorang
didukung oleh teori hierarki kebutuhan Abraham Moslow dan motivasi berprestasi
dari McClelland. Sedangkan motivasi eksternal didukung oleh teori McGregor dan
Herzberg.
a.
Motivasi
Internal
Motivasi internal
timbul dari dalam diri seseorang. Kebutuhan dan keinginan seseorang akan
mendorongnya berperilaku untuk mewujudkan kebutuhan dan keinginannya. Dalam
suatau oragnisasiMotivasi internal dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu:
·
Motivasi Fisiologis, yaitu motivasi
alamiah seperti lapar, haus dan seks.
·
Motivasi Psikologis, seperti motivasi
kasih saying, motivasi mempertahankan diri, dan motivasi memperkuat diri.
b.
Motivasi
Eksternal
Motivasi eksternal
adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang.
Berikut merupakan pengertian
motivasi dari beberapa ahli:
1.
Wexley dan Yuki
Motivasi
adalah pemberian atau penumbulan motif, diartikan pula hal atau keadaan menjadi
motif.
2.
T. Hani Handoko
Motivasi
adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
3.
Henry Simamora
Motivasi
adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan
menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau
hasil yang dikehendaki.
4.
Soemarmo
Motivasi
merupakan sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif
atau reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi:
·
Faktor intrinsik : keinginan untuk berprestasi, untuk maju, memiliki kehidupan
pribadi.
·
Faktor Ekstrinsik : pekerjaan itu sendiri, status kerja, tempat pekerjaan, kemanan
pekerjaan dan lain-lain.
2.2 Proses
Motivasi
Proses
motivasional menunjukkan ada kebutuhan individu yang tidak terpuaskan dan
mengakibatkan ia mengalami situasi tidak menyenangkan. Situasi yang tidak
menyenangkan ini mendorong individu untuk memenuhinya dan untuk itu ia
melakukan tindakan atau usaha. Jadi tuntutan pemenuhan anggota yang belum
terpenuhi menjadi motif pendorong mereka untuk member kontribusi yang optimum
untuk kegiatan-kegiatan keorganisasian. Hal ini menunjukkan apa yang disebut
oleh pearce dan Robbinson: “People angage in goal-directed behavior in an
attempt to satisfy their needs”.
![]() |
|||
|
|||
2.3 Pendekatan terhadap Motivasi
a) Pendekatan tradisional
Menurut pendekatan ini motivasi seseorang
didorong oleh keinginan nya untuk
memperoleh gaji.
b) Pendekatan hubungan manusiawi
(human relation)
Pendekatan
ini mengatakan bahwa motivasi seseorang di dorong oleh keinginan nya untuk
berinteraksi dengan orang lain.
c)
Pendekatan
human resource management
Pendekatan
ini mengatakan kepentingan karyawan harus diperhitungkan.
Teknik terhadap pendekatan motivasi kerja:
Beberapa teknik untuk memotivasi kerja sebagai berikut :
1. Teknik Pemenuhan Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku kerja.
Motivasi kerja akan timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti dikemukakan oleh
Maslow tentang hierarki kebutuhan individu yaitu :
Ø Kebutuhan fisiologis, yaitu
kebutuhan makan, minum, perumahan dan seksual. Kebutuhan ini paling mendasar
bagi manusia. Dalam bekerja, maka kebutuhan karyawan yang harus dipenuhi adalah
gaji / upah yang layak.
Ø Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan
perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan kerja. Dalam bekerja, karyawan
memerlukan tunjangan kesehatan, asuransi dan dana pensiun.
Ø Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan
diterima dalam kelompok dan saling mencintai. Dalam hubungan ini, karyawan
ingin diterima keberadaanya di tempat kerja, melakukan interaksi kerja yang
baik dan harmonis.
Ø Kebutuhan harga diri, yaitu
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dalam hubungan ini,
karyawan butuh penghargaan dan pengakuan serta tidak diperlakukan
sewenang-wenang.
Ø Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi. Dalam hubungan ini, karyawan
perlu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi.
2. Teknik
Komunikasi Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik memotivasi
kerja yang dilakukan dengan cara mempengaruhi dari luar diri. Teknik komunikasi
persuasif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Attention,
yaitu perhatian yang penuh
Desire, yaitu hasrat dan keinginan yang
membara
Iinterest, yaitu minat dan kepentingan
Desicion, yaitu keputusan yang tepat
Action, yaitu tindakan nyata
Satisfaction, yaitu kepuasan atas hasil yang
dicapai
2.4 Teori
tentang Motivasi
Secara
garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori
motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan
pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa
kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya
tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama
dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa
untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
Ø Durasi
kegiatan
Ø Frekuensi
kegiatan
Ø Persistensi
pada kegiatan
Ø Ketabahan,
keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi kesulitan.
Ø Devosi
dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
Ø Tingkat
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
Ø Tingkat
kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
Ø Arah
sikap terhadap sasaran kegiatan
Berikut
ini berbagai teori menurut para pakarnya yaitu: Maslow (teori hierarki
kebutuhan), McClelland (teori motivasi prestasi), Mc Gregor (teori X dan Y),
teori motivasi Hezberg, dan Teori ERG Aldefer. Berikut penjelasannya:
a. Teori Motivasi Maslow
Teori
Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan
manusia sebagai berikut:

1.
Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan
hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk
dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2.
Kebutuhan
Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis
relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan
rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan
dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan
jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3.
Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan
rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial,
yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat
dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan
sebagainya.
4.
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang,
pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
seseorang.
5.
Kebutuhan
Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan
hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan
dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan
untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang.
Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang
meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi
oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang
kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan
bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum
mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri).
Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan
yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku
seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah
dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang
yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak
mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai
puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku.
Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang
lebih kecil.
b. Teori Motivasi
Prestasi dari Mc. Clelland
Konsep
penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada
diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap
mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang
lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut
Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
1. Kebutuhan
prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung
jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang
wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara
kreatif dan inovatif.
2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan
dengan adanya bersahabat.
3. Kebutuhan
kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh
atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia
mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain
terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
c. Teori X dan Y dari
Mc. Gregor
Teori
motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang
dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai
perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional
mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar
teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo
dan Handoko (1996 : 87 )
a. Rata-rata
pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b. Karena
pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan,
diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi
c. Rata-rata
pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai
ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya.
Anggapan
dasar teori Y adalah :
a. Usaha
fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau
istirahat.
b. Rata-rata
manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
c. Ada
kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
d. Pengendalian
dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan
organisasi.
d.
Teori
Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan
oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori
dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat
menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian
telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai
faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung
jawab.
Kelompok faktor kedua adalah
”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai
sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar
pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi
ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor
”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini
akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
e.
Teori
ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori
motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu
: ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth)
(G).
Teori ERG juga mengungkapkan
bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses
pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam
usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan
pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang
lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG
Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika
diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan
misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan
perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba
mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan
keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer
mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna
memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
2.5 Tantangan
Motivasi
Dalam
menerapkan praktenya ada beberapa tantangan yang sering dihadapi
seperti:
1.
Kebutuhan sangat berbeda pada setiap
orang, dengan adanya kebutuhan yang berbeda maka penerapan teori motivasi juga
harus berbeda
2.
Cara menterjemahkan kebutuhan ke dalam
tindakan secara individu juga berbeda dengan adanya perbedaan ini maka cara
pandang individu dalam hal menilai kebutuhan juga berbeda
3.
Orang tidak selalu bertindak menurut
kebutuhan Ada orang yang bekerja tidak untuk memenuhi kebutuhan tetapi hanya
mengisi waktu luang sehingga motivasinya juga berbeda.
4.
Reaksi kepuasan seseorang
terhadap pemenuhan akan kebutuhan atau tidak terpenuhi kebutuhannya
akan berbeda. Ada seseorang yang cukup puas dengan terpenuhinya kebutuhan
pshysiological tetapi ada yang tidak.
5.
Untuk menentukan alat motivasi yang
paling tepat, sulit karena keinginan setiap individu karyawan tidak sama.
6.
Kemampuan perusahaan terbatas dalam
menyediakan fasilitas dan insetif.
7.
Manager sulit mengenai motivasi kerja
setiap individu karyawan.
8.
Manager sulit memberikan insentif yang
adil dan layak.
2.6 Alat-alat
Motivasi
·
Materil
Insentif
Alat
motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai
pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya : Kendaraan, Rumah, dan
lain-lain.
·
Nonmaterial Insentif
Alat
motivasi yang diberikan itu berupa barang/benda yang tidak ternilai, jadi hanya
memberikan kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya: Medali, Piagam, Bintang
Jasa dan lain-lain.
·
Kombinasi
Materil dan Nonmateril
Alat
motivasi yang diberikan itu berupa materil (uang dan barang) dan nonmateril
(medali, piagam), jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan/ kebanggaan
rohani.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi merupakan seperangkat faktor
dorongan yang menguatkan (energize), menggerakkan (direct) dan memelihara
(sustain) perilaku atau usaha. Dorongan diwujudkan dalam berbagai usaha untuk
memenuhi kebutuhan itu. Jika faktor pendorong itu sangat kuat maka itu akan
membentuk usaha yang keras untuk mencapaiya, atau sebaliknya. Proses motivasi
meliputi kebutuhan tidak terpuaskan, dorongan untuk memenuhi, usaha untuk
memenuhi, dan yang terakhir adalah kebutuhan terpuaskan. Pendekatan terhadap
motivasi dapat dilakukan dengan pendekatan tradisional, hubungan manusiawi, dan
human resource management. Secara
garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok
yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori
motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan
pendekatan penguat (reinforcement theory). Alat-alat motivasi terdiri dari Materil Insentif, Nonmaterial Insentif, dan Kombinasi
Materil dan Nonmateril.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal inin dikarenakan masih minimnya
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
33tedhwdg
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Ulber. 2011. Asas-Asas
Manajemen. Bandung. PT. Refika Aditama
Arifin, Rois, dan Helmi Muhammad. 2016. Pengantar Manajemen. Malang. Intrans
Publishing
Rini, Saptika. 2011. Pengertian, Teori Motivasi, Bentuk Motivasi,
Jenis Motivasi, Tantangan da
Alat-alat Motivasi. Diakses dari http://saptikarini.blogspot.co.id/2011/08/pengertian-teori-motivasibentuk.html
KESAKSIAN: Lestari Abyasa
BalasHapusBCA: 7683724750
dari Balikpapan di Indonesia.
Saya adalah saksi sebenarnya dari perusahaan peminjaman Ms. Rika.
PERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON
Situs web: https://rikaandersonloancompany.com
Email: support@rikaandersonloancompany.com
Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
www.wasap.my/+19295260086/RikaAndersonloancompany
Whatsapp: +1(929)526-0086
WA: +6285854125084
nama saya Ibu Lestari Abyasa dari Balikpapan di Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengedukasi setiap orang yang mencari pinjaman agar berhati-hati karena ada kreditor palsu. Beberapa bulan yang lalu, saya mengalami kerugian finansial, dan saya memutuskan untuk mencari pinjaman dari Manusia di Singapura dan saya ditipu.
Saya hampir putus asa sampai menemukan seseorang Ayu Amangku email ayuamangku@gmail.com yang membagikan testimoni seorang pemberi pinjaman online bernama Ibu Rika Anderson, dari RIKA ANDERSON LOAN COMPANY yang meminjamkan 100 juta pinjaman tanpa jaminan dan suku bunga yang terjangkau beberapa hari yang lalu. Saya juga melihat postingan di blog Margaretha Asmaran email margarethaasmaran@gmail.com.
Saya juga bertanya kepada Merpati Darma melalui email merpatidarma@gmail.com dan saya yakin dan setelah pinjaman saya ditransfer ke rekening bank BCA saya, saya terkejut melihat saldo rekening saya dan menemukan jumlah yang saya serahkan ditransfer langsung ke bank saya akun oleh ibu Rika Anderson tanpa penundaan. Dan saya berjanji akan membagikan kabar baik agar orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres.
Dan Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: lestariabyasan@gmail.com Tolong saya ingin Anda menggunakan informasi ini dan terbebas dari kesulitan keuangan Anda.