Pengantar Manajemen "MOTIVASI"

MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN
 “MOTIVASI”

Dosen Pembimbing
Rois Arifin, S.E., M.M.

Disusun Oleh:
Febri Kusumawati                   21701082195
Nurul Hikmah                         21701082196

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Program Studi Akuntansi
Tahun 2018




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Manajemen mengenai Motivasi. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Rois Arifin, S.E., M.M., selaku Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen Universitas Islam Malang yang telah memberi tugas ini kepada kami.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pengantar Manajemen tentang Motivasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.


Malang,  26 Maret 2018



Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2   Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3   Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Motivasi.......................................................................................... 3
2.2    Proses Motivasi................................................................................................. 4
2.3    Pendekatan terhadap Motivasi.......................................................................... 5
2.4    Teori tentang Motivasi...................................................................................... 6
2.5    Tantangan Motivasi......................................................................................... 12
2.6    Alat-alat Motivasi........................................................................................... 13
BAB III: PENUTUP
3.1    Kesimpulan..................................................................................................... 14
3.2    Saran............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15



BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Dalam rangka managing people, pemotivasian subordinasi merupakan satu dimensi penting yang harus diperhatikan oleh manajer. Sebab sinergi dari suatu organisasi datang dari motivasi pekerjanya. Motivasi sebagai satu elemen dasar dalam fungsi manajemen dan sering dimasukkan sebagai satu elemen dari pemimpinan sehingga disebut sebagai leading through motivation, dimaksudkan agar orang-orang melalui siapa manajer mencapai tujuan termotivasi melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuan. Memotivasi orang lain berarti mengajak subordinasi untuk bekerja keras apabila ia tidak memahami apa yang menjadi kebutuhan bawahannya. Dengan demikian keberhasilan mendorong bawahan melalui pemahaman motivasi yang ada diluar diri pegawai akan sangat membantu mencapai produktivitas kerja yang optimal. Makin faham manajer akan hal-hal yang memotivasi subordinasi mereka dan cara berfungsinya motivasi itu, dan makin mereka ungkapkan pemahaman tersebut dalam melaksankan aktiviatas manajemen mereka, semakin besar pula kemungkinan bagi bagi mereka untuk menjadi manajer yang efektif. Sebab orang-orang cenderung mengikuti mereka yang dipandang sebagai sarana untuk memuaskan tujuan pribadi mereka. Untuk itu manajer atau pimpinan harus konsentrasi dan mampu mengidentifikasi apa yang memotivasi anggota dari tim. Kemampuan manajer mengidentifikasi motivasi yang tumbuh dalam diri bawahan merupakan satu faktor yang menentukan keberhasilan manajer melaksanakan fungsi pemimpinan.
Motivasi (dorongan atau rangsangan) dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan atau bawahan. Sebab efektivitas karyawan dengan asumsi mereka memiliki peluang untuk kinerja yang baik dan memiliki kemampuan yang diperlukan antara lain tergantung pada motivasi. Bahwa kinerja actual adalah fungsi dari kemampuan (ability), motivasi (motivation), dan kondisi pekerjaan (working conditions), atau  kinerja = kemampuan x motivasi x kondisi kerja.
1.2        Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian motivasi?
2.      Bagaimana proses motivasi?
3.      Bagaimana pendekatan-pendekatan terhadap motivasi?
4.      Apa saja teori-teori dalam motivasi?
5.      Apa saja tantangan-tantangan dalam motivasi?
6.      Apa saja alat-alat dalam motivasi?

1.3              Tujuan
1.      Mengetahui tentang pengertian motivasi
2.      Mengetahui bagaimana proses motivasi
3.      Mengtahui pendekatan-pendekatan terhadap motivasi
4.      Mengetahui teori motivasi
5.      Mengetahui tantangan-tantangan dalam motivasi
6.      Mengetahui alat-alat dalam motiavsi














BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata latin yaitu Molvere yang artinya bergerak (to move), yaitu proses kejiwaan yang merupakan tujuan dan arah dari setiap perilaku. Motivasi merupakan seperangkat faktor dorongan yang menguatkan (energize), menggerakkan (direct) dan memelihara (sustain) perilaku atau usaha. Dorongan diwujudkan dalam berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Jika faktor pendorong itu sangat kuat maka itu akan membentuk usaha yang keras untuk mencapaiya, atau sebaliknya.
Para ahli memandang motivasi itu bersumber dari dalam diri seseorang atau faktor internal. Sedangkan penulis lainnya memandang bahwa motivasi timbul dari sumber-sumber di luar seseorang atau faktor eksternal.semua itu tergantung dari mana suatu kegiatan dimulai. Motivasi internal yang berasal dari diri seseorang didukung oleh teori hierarki kebutuhan Abraham Moslow dan motivasi berprestasi dari McClelland. Sedangkan motivasi eksternal didukung oleh teori McGregor dan Herzberg.
a.      Motivasi Internal
Motivasi internal timbul dari dalam diri seseorang. Kebutuhan dan keinginan seseorang akan mendorongnya berperilaku untuk mewujudkan kebutuhan dan keinginannya. Dalam suatau oragnisasiMotivasi internal dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
·         Motivasi Fisiologis, yaitu motivasi alamiah seperti lapar, haus dan seks.
·         Motivasi Psikologis, seperti motivasi kasih saying, motivasi mempertahankan diri, dan motivasi memperkuat diri.

b.      Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang.
Berikut merupakan pengertian motivasi dari beberapa ahli:
1.      Wexley dan Yuki
Motivasi adalah pemberian atau penumbulan motif, diartikan pula hal atau keadaan menjadi motif.
2.      T. Hani Handoko
Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
3.      Henry Simamora
Motivasi adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
4.      Soemarmo
Motivasi merupakan sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif atau reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi:
·         Faktor intrinsik       : keinginan untuk berprestasi, untuk maju, memiliki kehidupan pribadi.
·         Faktor Ekstrinsik    : pekerjaan itu sendiri, status kerja, tempat pekerjaan, kemanan pekerjaan dan lain-lain. 
2.2       Proses Motivasi
Proses motivasional menunjukkan ada kebutuhan individu yang tidak terpuaskan dan mengakibatkan ia mengalami situasi tidak menyenangkan. Situasi yang tidak menyenangkan ini mendorong individu untuk memenuhinya dan untuk itu ia melakukan tindakan atau usaha. Jadi tuntutan pemenuhan anggota yang belum terpenuhi menjadi motif pendorong mereka untuk member kontribusi yang optimum untuk kegiatan-kegiatan keorganisasian. Hal ini menunjukkan apa yang disebut oleh pearce dan Robbinson: “People angage in goal-directed behavior in an attempt to satisfy their needs”.
Kebutuhan terpuaskan

 
 





2.3       Pendekatan  terhadap Motivasi
a)      Pendekatan tradisional
 Menurut pendekatan ini motivasi seseorang didorong oleh keinginan nya   untuk memperoleh gaji.
b)      Pendekatan hubungan manusiawi (human relation)
Pendekatan ini mengatakan bahwa motivasi seseorang di dorong oleh keinginan nya untuk berinteraksi dengan orang lain.
c)     Pendekatan human resource management
Pendekatan ini mengatakan kepentingan karyawan harus diperhitungkan.

Teknik terhadap pendekatan motivasi kerja:

Beberapa teknik untuk memotivasi kerja sebagai berikut :
1. Teknik Pemenuhan Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku kerja. Motivasi kerja akan timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti dikemukakan oleh Maslow tentang hierarki kebutuhan individu yaitu :

Ø  Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perumahan dan seksual. Kebutuhan ini paling mendasar bagi manusia. Dalam bekerja, maka kebutuhan karyawan yang harus dipenuhi adalah gaji / upah yang layak.
Ø  Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan kerja. Dalam bekerja, karyawan memerlukan tunjangan kesehatan, asuransi dan dana pensiun.
Ø  Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan diterima dalam kelompok dan saling mencintai. Dalam hubungan ini, karyawan ingin diterima keberadaanya di tempat kerja, melakukan interaksi kerja yang baik dan harmonis.
Ø  Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dalam hubungan ini, karyawan butuh penghargaan dan pengakuan serta tidak diperlakukan sewenang-wenang.
Ø  Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi. Dalam hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi.

2. Teknik Komunikasi Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik memotivasi kerja yang dilakukan dengan cara mempengaruhi dari luar diri. Teknik komunikasi persuasif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Attention, yaitu perhatian yang penuh
 Desire, yaitu hasrat dan keinginan yang membara
 Iinterest, yaitu minat dan kepentingan
 Desicion, yaitu keputusan yang tepat
 Action, yaitu tindakan nyata
 Satisfaction, yaitu kepuasan atas hasil yang dicapai

2.4       Teori tentang Motivasi
       Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
Ø  Durasi kegiatan
Ø  Frekuensi kegiatan
Ø  Persistensi pada kegiatan
Ø  Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi kesulitan.
Ø  Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
Ø  Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
Ø  Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang   dilakukan
Ø  Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Berikut ini berbagai teori menurut para pakarnya yaitu: Maslow (teori hierarki kebutuhan), McClelland (teori motivasi prestasi), Mc Gregor (teori X dan Y), teori motivasi Hezberg, dan Teori ERG Aldefer. Berikut penjelasannya:

a. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: 
1.      Kebutuhan Fisiologis 
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

2.      Kebutuhan Rasa Aman 
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. 

3.       Kebutuhan Sosial 
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya. 

4.       Kebutuhan Penghargaan 
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. 

5.      Kebutuhan Aktualisasi diri 
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.

b. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland 
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
1.      Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
2.       Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat. 
3.      Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
c. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
a.       Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b.      Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi
c.       Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.

Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya. 
Anggapan dasar teori Y adalah : 
a.       Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
b.      Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab. 
c.       Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
d.      Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.

d.      Teori Motivasi dari Herzberg

Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab. 
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

e.    Teori ERG Aldefer 

Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G). 
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. 
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.

2.5       Tantangan Motivasi
Dalam menerapkan praktenya ada beberapa tantangan yang  sering dihadapi seperti:
1.             Kebutuhan sangat berbeda pada setiap orang, dengan adanya kebutuhan yang berbeda maka penerapan teori motivasi juga harus berbeda
2.             Cara menterjemahkan kebutuhan ke dalam tindakan secara individu juga berbeda dengan adanya perbedaan ini maka cara pandang individu dalam hal menilai kebutuhan juga berbeda
3.             Orang tidak selalu bertindak menurut kebutuhan Ada orang yang bekerja tidak untuk memenuhi kebutuhan tetapi hanya mengisi waktu luang sehingga motivasinya juga berbeda.
4.             Reaksi kepuasan seseorang terhadap pemenuhan akan kebutuhan atau tidak terpenuhi kebutuhannya akan berbeda. Ada seseorang yang cukup puas dengan terpenuhinya kebutuhan pshysiological tetapi ada yang tidak.
5.             Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat, sulit karena keinginan setiap individu karyawan tidak sama.
6.                  Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insetif.
7.                  Manager sulit mengenai motivasi kerja setiap individu karyawan.
8.                  Manager sulit memberikan insentif yang adil dan layak.

2.6       Alat-alat Motivasi
·                     Materil Insentif
Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya : Kendaraan, Rumah, dan lain-lain.
·                        Nonmaterial Insentif
Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang/benda yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya: Medali, Piagam, Bintang Jasa dan lain-lain.
·                     Kombinasi Materil dan Nonmateril
Alat motivasi yang diberikan itu berupa materil (uang dan barang) dan nonmateril (medali, piagam), jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan/ kebanggaan rohani.


















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Motivasi merupakan seperangkat faktor dorongan yang menguatkan (energize), menggerakkan (direct) dan memelihara (sustain) perilaku atau usaha. Dorongan diwujudkan dalam berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Jika faktor pendorong itu sangat kuat maka itu akan membentuk usaha yang keras untuk mencapaiya, atau sebaliknya. Proses motivasi meliputi kebutuhan tidak terpuaskan, dorongan untuk memenuhi, usaha untuk memenuhi, dan yang terakhir adalah kebutuhan terpuaskan. Pendekatan terhadap motivasi dapat dilakukan dengan pendekatan tradisional, hubungan manusiawi, dan human resource management. Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement theory). Alat-alat motivasi terdiri dari Materil Insentif,    Nonmaterial Insentif, dan Kombinasi Materil dan Nonmateril.

3.2  Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal inin dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
33tedhwdg





DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, Ulber. 2011.  Asas-Asas Manajemen. Bandung. PT. Refika Aditama
Fathin, Khairunnisa. 2011. Motivasi. Diakses dari https://books.google.co.id
Arifin, Rois, dan Helmi Muhammad. 2016. Pengantar Manajemen. Malang. Intrans Publishing
Rini, Saptika. 2011. Pengertian, Teori Motivasi, Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan da







Komentar

  1. KESAKSIAN: Lestari Abyasa
    BCA: 7683724750
    dari Balikpapan di Indonesia.
    Saya adalah saksi sebenarnya dari perusahaan peminjaman Ms. Rika.

    PERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON
    Situs web: https://rikaandersonloancompany.com
    Email: support@rikaandersonloancompany.com

    Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
    www.wasap.my/+19295260086/RikaAndersonloancompany
    Whatsapp: +1(929)526-0086
    WA: +6285854125084

    nama saya Ibu Lestari Abyasa dari Balikpapan di Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengedukasi setiap orang yang mencari pinjaman agar berhati-hati karena ada kreditor palsu. Beberapa bulan yang lalu, saya mengalami kerugian finansial, dan saya memutuskan untuk mencari pinjaman dari Manusia di Singapura dan saya ditipu.

    Saya hampir putus asa sampai menemukan seseorang Ayu Amangku email ayuamangku@gmail.com yang membagikan testimoni seorang pemberi pinjaman online bernama Ibu Rika Anderson, dari RIKA ANDERSON LOAN COMPANY yang meminjamkan 100 juta pinjaman tanpa jaminan dan suku bunga yang terjangkau beberapa hari yang lalu. Saya juga melihat postingan di blog Margaretha Asmaran email margarethaasmaran@gmail.com.

    Saya juga bertanya kepada Merpati Darma melalui email merpatidarma@gmail.com dan saya yakin dan setelah pinjaman saya ditransfer ke rekening bank BCA saya, saya terkejut melihat saldo rekening saya dan menemukan jumlah yang saya serahkan ditransfer langsung ke bank saya akun oleh ibu Rika Anderson tanpa penundaan. Dan saya berjanji akan membagikan kabar baik agar orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres.

    Dan Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: lestariabyasan@gmail.com Tolong saya ingin Anda menggunakan informasi ini dan terbebas dari kesulitan keuangan Anda.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Poetry (Puisi)

Pengantar Bisnis (Lingkungan Bisnis Global)