Sistem Ekonomi dan Perekonomian Pasar
MAKALAH
SOSIOLOGI
EKONOMI
Dosen Pembimbing
Sulton Hanafi, S.E., M.M.

Disusun
Oleh:
Febri Kusumawati 21701082195
Ika Zahrotul
Jannah 21701082210
Muhammad David 21701082220
FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS
Program Studi
Akuntansi
Tahun 2018
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul....................................................................................................... i
Daftar
Isi.................................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
BAB
II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sistem Ekonomi.................................................................................. 3
2.2 Perekonomian
Pasar Kapitalis......................................................................... 11
2.3 Perekonomian
Pasar Sosialis........................................................................... 14
2.4 Perekonomian
Pasar Campuran....................................................................... 15
2.5 Implikasi
dari pilihan sistem ekonomi bagi suatu Negara............................... 17
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 22
3.2 Saran............................................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu Negara dalam
menjalankan perekonomiannya guna meningkatkan output sesuai dengan yang
diinginkan tentunya bukan hal mudah, dalam perjalannya tentu akan mengalami
beberapa kendala atau masalah, tetapi beberapa kendala tersebut dapat diatasi
dengan membangun suatu sistem atau aturan dan tentunya yang mampu mengatasi hal
tersebut. Sistem ekonomi adalah topik bahasan utama dalam disiplin ilmu
ekonomi. Disiplin ilmu ini pada dasarnya membahas bagaimana bekerjanya sistem
ekonomi. Sistem ekonomi adalah aturan atau cara penting yang menjadi satu
kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian suatu Negara,
karena berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi semua Negara di dunia, hanya
dapat terselesaikan dengan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing-masing
suatu Negara tersebut.
Sistem ekonomi
merupakan institusi sosial sekaligus dari sistem sosial yang terbentuk guna
menjawab masalah-masalah mendasar dalam perekonomian, permasalahan tersebut
seperti seputar kegiatan produksi, konsumsi, serta distribusi, baik barang
maupun jasa. Sistem social merupakan bagian dari sistem ekonomi yang beroperasi
dengan menggunakan segala sumber daya yang ada di kalangan masyarakat.
Berubahnya ketersediaan sumber daya yang ada di masyarakat akan mengakibatkan
berubahnya sistem perekonomian suatu Negara. Dalam sistem perekonomian modern,
dari setiap elemen didalam masyarakat menggunakan keunggulan komparatif dan
absolutnya dan hasilnya adalah kekayaan dan kepemilikan pribadi. Secara umum.
Kelangkaan sumber dayalah yang menyebabkan masyarakat terorganisasi ke dalam
suatu sistem perekonomian, artinya sistem ekonomi dengan demikian beroperasi
berdasarkan bagaimana sumber daya terorganisasi. Namun tujuan akhir dari suatu
sistem ekonomi adalah terpenuhinya akan kebutuhan manusia, baik dari kebutuhan
yang primer, sekunder, maupun tarsier.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut:
1.
Apa definisi dari sistem ekonomi?
2.
Apa penjelasan dari perekonomian pasar kapitalis?
3.
Bagaimana pelaksanaan dari perekonomian
pasar sosial?
4.
Bagaimana pelaksanaan dari perekonomian
pasar campuran?
5.
Bagaimana implikasi dari pilihan sistem
ekonomi bagi suatu Negara?
1.3 Tujuan
1. Agar
mengetahui definisi dari sistem ekonomi.
2. Agar
mengetahui penjelasan dari perekonomian pasar.
3. Agar
mengetahui bagaimana pelaksanaan dari perekonomian pasar sosial.
4. Agar
mengetahui bagaimana pelaksanaan dari perekonomian pasar campuran.
5. Agar
mengetahui implikasi dari pilihan sistem ekonomi bagi suatu Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Ekonomi
Dalam mendefinisikan
sistem ekonomi, terdapat dua cara, yaitu:
1. Dengan
melihatnya dari tingkat perkembangan masyarakat, teknologi subsitensi yang
berkembang serta sektor ekonomi dominan (sektor primer,sekunder, atau tersier.
Secara historis, masyarakat dilihat dari aspek ini dapat dibedakan menjadi
tahapan perkembangan mulai dari masyarakat hunting
and gathering, horticulturall
pastoral, agrarian, industrial, dan post-industrial. Tahapan perkembangan
masyarakat ini selanjutnya memengaruhi sistem ekonomi yang berlaku. Pada
masyarakat hunting and gathering, aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi
dilakukan secara kolektif. Pembagian kerja secara umum berbasis gender, yaitu
laki-laki berburu dan perempuan meramu (memasak). Masyarakat belum memiliki
konsep kepemilikan pribadi karena segara unsur sumber daya yang ada dikuasai
dan digunakan masyarakat secara kolektif. Akibatnya, posisi masing-masing
individu dalam masyarakat relatif sama atau dengan kata lain stratifikasi
sosial yang terbentuk masih sangat sederhana. Dalam masyarakat tribal, yang
merupakan representasi masyarakat hunting and gathering ini, satu-satunya
posisi yang berbeda di masyarakat adalah pemimpin. Kebutuhan masyarakat pun
juga masih terbatas. Tahapan selanjutnya, masyarakat horticultural/pastoral.
Karakteristik masyarakat ini masih relatif sama dengan tahapan masyarakat
sebelumnya. Hanya saja bedanya, pada masyarakat ini sudah dikenal aktivitas budi daya, baik untuk
tumbuh-tumbuhan (horticulturall)
maupun hewan piaraan (pastoral). Aktivitas budidaya ini merupakan respons
masyarakat secara evolusioner karena dua hal, yaitu sumber daya yang semakin
langka dan meningkatnya kebutuhan akibat pertumbuhan penduduk. Masyarakat tidak
lagi dapat menggantungkan kemurahan alam karena alam tidak selalu menyediakan
kebutuhan setiap waktu. Teknologi budi daya yang berkembang dalam tahapan ini
masih sederhana, yaitu masyarakat menggunakan teknik pertanian slash and burrn
(tebang dan bakar) serta belum mengenai pertanian basah (wet culture). Pada masyrakat agrarian, sumber daya sumber daya
tidak lagi dimiliki dan dikuasai secara kolektif. Masyarakat sudah mengenal
pemilikan pribadi meskipun ada sumber daya tertentu yang dikuasai secara
kolektif, seperti lapangan atau padang rumput untuk pengembangan ternak. Teknik
pertanian yang semakin maju yang ditandai dengan berbagai alat pertanian yang
terbuat dari besi. Masyarakat mengenal irigasi untuk meningkatkan hasil
pertaniannya. Dengan demikian, masyarakat telah mengenal pertanian basah (wet culture). sektor ekonomi dominan
dalam sistem ekonomi masyarakat masih bersifat primer. Sektor ekonomi ini
kemudian mengalami pergeseran menjadi sektor ekonomi sekunder pada tahapan
perkembangan masyarakat selanjutnya, yaitu masyarakat industrial. Masyarakat
industrial tidak lagi mengandalkan kekuatan-kekuatan alam dalam menunjang
aktivitas produksinya.kekuatan-kekuatan mesin, listrik, minyak, bahkan nuklir
digunakan untuk aktivitas produksi yang diupayakan tidak lagi dalam skala
kecil, tetapi bersifat masif. Tingkat kebutuhan, kepemilikan pribadi, dan
stratifikasi sosial yang terbentuk menjadi semakin kompleks. Tahapan
perkembangan masyarakat yang terakhir ditandai dengan aktivitas produksi yang
dilakukan dengan otomatisasi, komputerisasi, robotisasi, atau secara umum
kekuatan mikroelektronik.
2. Dengan
melihat dari aspek kepemilikan apa yang disebut Marx sebagai alat-alat produksi
(means of production). Berdasarkan
cara kedua ini, masyarakat dapat dibedakan menjadi masyarakat primitif,
perbudakan (slavery), foedalisme,
kapitalisme, dan sosialisme. Pada masyarakat primitif, tidak (belum) dikenal
pemilikan pribadi. Pada masyarakat perbudakan, means of production yang utama adalah kepemilikan tenaga kerja
upahan (human labor). Selanjutnya,
pada masyarakat foedalisme, kepemilikan tanah oleh tuan-tuan tanah menjadi ciri
utama. Pada masyarakat kapitalis, kepemilikan capital (modal) oleh kaum
kapitalis, dan terakhir pada masyarakat sosialis, kepemilkan sumber daya berada
tangan negara (state). Perbedaan pola
kepemilikan sumber daya tersebut selanjutnya membawa akibat yang luas di
masyarakat.
Sistem ekonomi
merupakan topic bahasan utama dalam disiplin ilmu ekonomi. Disiplin ilmu ini
pada dasarnya membahas bagaimana bekerjanya sistem ekonomi. Menurut Nashville
(1998), subject matter ekonomi adalah studi tentang bekerjanya sistem ekonomi,
suatu sistem ketika orang memperoleh dan menggunakan pendapatannya.
Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung pada aliran barang dan jasa, dan ini
selanjutnya tergantung pada produktivitas sistem ekonomi. Adam smith
menjelaskan bahwa produktivitas sistem ekonomi tergantung pada spesialisasi (ia
mengatakan pembagian tenaga kerja), tetapi spesialisasi hanya mungkin jika
terdapat pertukaran dan biaya pertukaran tersebut rendah semakin
terspesialisasi, semakin tinggi tingkat produktivitas. Biaya pertukaran
tergantung pada institusi-institusi negara: sistem hukumnya, sistem politik,
sistem sosial, sistem pendidikan, budaya, dan sebagainay. Akibatnya,
institusi-institusi yang menguasai ekonomi memberikan prespektif institusional
ekonomi baru.
Pembahasan mengenai
sistem ekonomi pada dasarnya tidak akan terlepas dari persoalan
insentif-disinsentif yang dihasilkan sistem ekonomi tersebut, baik bagi
individu perorangan maupun kelompok. Setiap sistem ekonomi menghasilkan
produksi dan konsumsi spesifik dan hal tersebut berimplikasi pada analisis
beberapa ciri fundamental sistem ekonomi dan cara kebijakan serta institusi
yang mengendalikan pengaruhnya. Untuk mendeteksi apakah insentif dan
disinsentif sistem ekonomi mendorong seorang pelaku ekonomi atau sekelompok
pelaku dalam sistem ekonomi bertindak secara khusus menghasilkan sebuah produk
atau jasa, diperlukan benchmarking
untuk mengukurnya. Sebuah pendekatan yang sangat umum dalam menggunakan benchmark adalah dengan melihat
kontribusi dan/atau beban yang ditanggung sistem ekonomi dari aktivitas yang
dilakukan pelaku ekonomi. Jika pelaku memberikan kontribusi yang lebih besar
dibandingkan dengan apa yang diperolehnya, pelaku tersebut telah menerima
disinsentif. Namun, jika kontribusinya lebih rendah, ia telah menerima
insentif. Implikasinya bahwa dalam insentif, perolehan profitabilitas privat
dari aktivitas ekonomi berada di atas profitabilitas sosial, sebaliknya
disinsentif.
Persoalan
insentif-disinsentif tidak terlepas dari peran negara karena kebijakan yang
dirumuskan dapat meningkatkan insentif-disinsentif juga dapat mengakibatkan
sebaliknya. Kegagalan pasar dalam mendesain persoalan insentif-disinsentif
pelaku ekonomi mencerminkan kegagalan kebijakan negara secara umum. Negara
dengan demikian memegang peran sentral. Dalam masyarakat kontemporer saat ini,
terdapat kaitan erat antara sistem ekonomi dan peran negara dalam mengelola
sumber daya ekonomi yang ada di masyarakatnya. Menurut Zafirovski (2005:130),
dalam kerangka analisis paretian, hukum-hukum ekonomi dan berbagai fenomena
ekonomi yang terjadi memiliki makna penting secara sosiologis, dan secara
sederhana dapat dirumuskan bahwa ekonomi suatu negara mempresentasikan
kasus-kasus khusus dari keseluruhan kasus sosiologis kasus sosiologis secara
umum. Posisi ini didukung oleh pandangannya bahwa sistem sosiologi jauh lebih
kompleks dari sistem ekonomi sebagai bagiannya. Selanjutnya, Pareto berpendapat
bahwa analisis terhadap berbagai fenomena ekonomi tidak dapat dilakukan tanpa
bantuan sosiologi. Hal ini menjadi ide kemunculan dan kebutuhan akan kelahiran
sosiologi ekonomi.
Dalam sistem ekonomi,
stratifikasi dan struktur-struktur pencapaian prestasi instrumental diperlukan
untuk menyalurkan energi motivasional individual dalam menyelesaikan
tugas-tugas penting guna mempertahankan kesejahteraan masyarakat keseluruhan
berdasarkan nilai-nilai yang disepakati bersama. Memotivasi tindakan diperlukan
dan ganjaran yang diperoleh didasarkan pada kontribusi seseorang secara
proporsional. Dalam hal ini, sistem stratifikasi berhubungan dengan pencapaian
instrumental. Pada masyarakat Amerika (dan masyarakat modern lain), aktivitas
pencapaian prestasi diorganisasi melalui struktur pekerjaan ketika sistem
ekonomi dan institusi-institusi lain dalam keadaan baik. Penjelasan mengenai
stratifikasi ini dikritik sebagai kontribusi-kontribusi untuk masyarakat yang
paling bernilai atau esensial. Sebagai contoh, apakah kontribusi atlet terkenal
lebih bernilai daripada kontribusi seorang guru sekolah? (Johnson, 2008:319).
Cara masyarakat
mengintegrasikan kehidupan sosial disubordinasikan ke dalam sistem integrasi
yang dilihat dalam prespektif sistem ekonomi yang tumbuh dari masyarakat
konsumen. Dalam beberapa cara (terutama melalui iklan), individu didorong untuk
mencapai tingkat konsumsi individual sebagai kunci pemenuhan kehidupan. Cara
hidup ini membantu mengompensasi status subordinasi mereka dan kurangnya
otonomi ketika antusiasme untuk peran konsumsi meningkatkan ekspansi sistem
ekonomi. Bersama struktur politik, sistem integrasi menjadikan individu sebagai
klien atau kelompok beneficiaries negara
melalui kebebasannya terhadap pemerintah guna keuntungan personal atau untuk
kebijakan yang akan melayani kepentingannya. Warga masyarakat dibagi menjadi
senior (manula) yang setiap bulan memperoleh jaminan sosial, pelajar yang
memperoleh keuntungan dari pemerintah berupa beasiswa, produsen pertanian yang
memperoleh dukungan berupa pemberian kebebasannya. Secara paradoksal,
peran-peran, baik konsumen maupun warga negara, ditentukan melalui ideologi yang secara simultan
mengidealisasikan kebebasan individual dan sukses secara materi, tanggung jawab
sistem ekonomi “pasar bebas”, dan pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan
umum dalam masyarakat demokrasi (Johnson, 2008:414).
Senada dengan itu,
luhman (Scott 2007:167-168) berpendapat bahwa dalam masyarakat modern, sistem
ekonomi memiliki fungsi primer sekaligus menjadi problem sentral sistem
integrasi dalam masyarakat secara keseluruhan. Hubungan-hubungan dalam pasar,
perusahaan, dan rumah tangga dalam sebuah sistem moneter atau pertukaran
berbeda dari sistem tindakan otonom yang menjadi ciri masyarakat pramodern.
Politik dalam hal ini juga merupakan sphere
of activity penting dalam masyarakat moder. Luhman melacaknya dari peran
politik dan aktivitas, seperti administrasi birokrasi, partai politik, dan
kewarganegaraan. Diferensiasi sistem politik pertama muncul bersama kelahiran
negara-bangsa di Eropa modern. Luhman juga menganalisis sistem-sistem yang
terdiferensiasi secara fungsional, termasuk sistem ilmu pemgetahuan dan teknik
serta sistem keluarga dan kekerabatan.
Para ekonom
mengidentifikasi tiga sistem ekonomi
berdasarkan bagaimana masing-masing sistem menjawab persoalan dasar, yaitu apa,
bagaimana, dan untuk siapa produksi barang dan jasa dihasilkan. Dalam dunia nyata,
meskipun demikian, tidak ada sistem ekonomi yang “murni”. Seluruh ekonomi
merupakan sistem ekonomi campuran dalam berbagi derajat. Ketiga sistem ekonomi
tersebut secara ringkas dideskripsikan sebagai berikut.
·
Command
economy, yaitu sistem ekonomi ketika negara mengontrol
faktor produksi dan membuat semua keputusan yang berkaitan dengan
penggunaannya. Individu hanya memiliki pengaruh yang kecil terhadap cara
bagaimana persoalan ekonomi dipecahkan. Salah satu kelebihan sistem ini adalah
fleksibilitas dalam perencanaan ekonomi yang disusunnya. Meskipun demikian,
karena upah diatur negara, individu tidak mempunyai insentif untuk bekerja
keras dan efisien. Pilihan yang tersedia bagi konsumen pun juga terbatas.
·
Market
economy, sistem ini juga sering disebut sebagai
“kapitalisme”. Sistem inimerupakan lawan dari command system. Dalam sistem ini,
individu memiliki faktor produksi. Mereka dapat memutuskan apa dan bagaimana
memproduksi barang. Pasar merupakan pertukaran sukarelawan antara pembeli dan
penjual. Pasar juga mengarahkan pilihan ekonomi, baik melalui tradisi maupun
control pemerintah. Kompetisi memberikan konsumen pilihan yang banyak dan
membantu menentukan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Faktor produksi dan
arus uang masuk dan keluar antar-individu dan pengusaha berada dalam model yang
disebut sebagai arus aktivitas ekonomi sirkuler.
·
Mixed
economy, yaitu sistem ekonomi yang merupakan campuran
antara kedua sistem ekonomi di atas. Beberapa aspek yang menjadi ciri market
economy dan command economy diambil dan ditetapkan dalam praktik pengelolaan
ekonomi suatu negara. Pada umumnya, hampir setiap negara menggunakan sistem
ini.
Sistem perekonomian adalah sistem
yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang
dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya
adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa
sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam
sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga
dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah
perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah
untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara
pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur
faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan
permintaan.
Sistem
ekonomi adalah susunan dari unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan
bekerja secara bersama-sama untuk memecahkan masalah ekonomi yang mendasar dan mencapai
tujuan tertentu.
Pengertian
sistem ekonomi mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran. Dalam sistem ekonomi juga
terdapat Elemen sistem ekonomi, yang terdiri atas:
1.
Unit-unit ekonomi seperti: rumah tangga,
perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang
berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
2.
Pelaku-pelaku ekonomi seperti: konsumen,
produsen, buruh, investor dan pejabatpejabat yang terkait.
3.
Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) Dan
Sumber Daya Manusia (SDM).
4.
Sumber Daya Kapital (SDK), Sumber Daya
Teknologi (SDT).
Sedangkan
pranata/Institusi Ekonomi sendiri merupakan mekanisme yang
mengendalikan
proses kegiatan ekonom, yang terdiri dari:
a.
Norma hidup, seperti norma agama,
adat-istiadat, tradisi, etika profesi.
b.
Peraturan hidup, seperti konstitusi
(UUD), undang-undang, peraturan pemerintah (PP), Peraturan Darah (Perda),
Keputusan Presiden (Keppres), Surat Keputusan/Surat Edaran Pejabat Resmi,
Perjanjian-perjanjian Bilateral/ Internasional.
c.
Paham Hidup, seperti pandangan hidup,
cara hidup, ideologi.
Setiap
sistem ekonomi pasti mempunyai tujuan. Tujuan sistem ekonomi suatu negara pada
umumnya meliputi empat tugas pokok:
·
Menentukan apa, berapa banyak dan
bagaimana produk-produk dan jasa-jasa yang dibutuhkan akan dihasilkan.
·
Mengalokasikan produk nasional bruto
(PNB) untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat, penggantian stok modal,
investasi.
·
Mendistribusikan pendapatan nasional
(PN), diantara anggota masyarakat:
sebagai upah/gaji, keuntungan
perusahaan, bunga dan sewa.
·
Memelihara dan meningkatkann hubungan
ekonomi dengan luar negeri.
2.2
Perekonomian
Pasar Kapitalis
Kapitalisme atau
Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan
dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak
dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi
intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk
kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya
tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli
mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa
pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak
sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan
benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna
proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin
terlebih dahulu, kemudian buruh yang berperan sebagai operator mesin guna
mendapatkan nilai dari bahan baku yang diolah.
Kapitalisme memiliki
sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan
oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal
bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu
pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme
dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak
daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Istilah kapitalisme,
dalam arti modern, sering dikaitkan dengan Karl Marx dalam magnum opus Das
Kapital, Marx menulis tentang "cara produksi kapitalis" dengan
menggunakan metode pemahaman yang sekarang dikenal sebagai Marxisme. Namun,
sementara Marx jarang menggunakan istilah "kapitalisme", namun
digunakan dua kali dalam interpretasi karyanya yang lebih politik, terutama
ditulis oleh kolaborator Friedrich Engels. Pada abad ke-20 pembela sistem
kapitalis sering menggantikan kapitalisme jangka panjang dengan frasa seperti
perusahaan bebas dan perusahaan swasta dan diganti dengan kapitalis rente dan
investor sebagai reaksi terhadap konotasi negatif yang terkait dengan kapitalisme.
Perspektif
Sistem Ekonomi Kapitalisme
Ciri-ciri Ekonomi
Kapitalisme :
1.
Pengakuan yang luas
atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu dan
Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
2.
Perekonomian diatur
oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen
dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur
tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang
mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang menggerakkan perekonomian
mencari laba.
3.
Manusia dipandang
sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri. Paham
individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut
hedonisme).
Kebaikan-kebaikan
Kapitalisme:
a.
Lebih efisien dalam
memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
b.
Kreativitas masyarakat
menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik
dirinya.
c.
Pengawasan politik dan
sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
Kelemahan-kelemahan
Kapitalisme:
a.
Tidak ada persaingan
sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
b.
Sistem harga gagal
mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor
eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
c. Adanya
kebebasan bisa memunculkan potensi eksploitasi SDA dan SDM besar-besaran.
d. Pemilik
modal besar dapat menguasai roda ekonomi.
e. Minimnya
peran pemerintah membuat kegiatan ekonomi mudah terjadi resesi dan krisis.
f. Distribusi
pendapatan sulit terjadi karena minimnya peran pemerintah.
Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme:
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi
yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini adalah:
·
adanya spesialisasi
·
adanya produksi massa
·
adanya perusahaan
berskala besar
·
adanya perkembangan
penelitian
2.3 Perekonomian Pasar Sosialis
Sosialisme pasar adalah
jenis sistem ekonomi yang melibatkan kepemilikan bersama, koperasi dan social
atas alat produksi dalam kerangka ekonomi pasar. Pada negara yang menganut
sistem sosialis, mekanisme pengaturan asset ditandai oleh ciri-ciri antara
lain:
a.
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya
kenyataan sosial, sedang individu-individufiksi belaka.
b.
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi
(individu) dalam sistem sosialis.
c.
Pemerintah bertindak aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
d.
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan
ekonomi semuanya diatur oleh negara.
e.
Pola produksi (aset dikuasai masyarakat)
melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis).
f.
Pola produksi (aset dikuasai individu)
melahirkan kesadaran individualism (masyarakat kapitalis).
Disamping
mempunyai ciri-ciri seperti di atas, sistem sosialis juga mempunyai
kelemahan-kelemahan antara lain:
a.
Teori pertentangan kelas tidak berlaku
umum.
b.
Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka
kreativitas masyarakat terhambat, produktivitas menurun, produksi dan
perekonomian akan mandeg).
c.
Tidak ada insentive untuk kerja keras
(Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi
menurun, ekonomi mundur).
d.
Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme
ekonomi (Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak
menjelaskan mekanisme yang mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme).
sistem sosialis
juga mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain:
a.
Tanggung jawab kemajuan ekonomi berada
di tangan pemerintah.
b.
Pemerintah dapat menentukan jenis-jenis
industry atau produksi.
c.
Memudahkan pemerintah dalam mengatur,
mengawasi, dan mengendalikan perekonomian.
2.4 Perekonomian Pasar Campuran
Ekonomi
campuran adalah ssstem perekonomian yang
menggabungkan lebih dari satu aspek sistem ekonomi. Biasanya, di dalam ekonomi
campuran terdapat paduan unsur kapitalisme dan sosialisme. Pada negara yang menganut sistem
ekonomi campuran (Mixed Economy), mekanisme
pengaturan aset ada yang dikuasai oleh individu dan ada yang dikuasai oleh masyarakat/negara. Oleh karena
itu negara yang menganut ekonomi campuran
ditandai oleh ciri-ciri antara lain:
a. Kedua
sektor ekonomi hidup berdampingan
b. Interaksi
ekonomi terjadi di pasar
c. Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan
d. Adanya
Campur Tangan Pemerintah. Alasan perlunya campur tangan pemerintah:
·
Mencegah perusahaanperusahaan besar turut
mempengaruhi kebijaksanaan politik dan ekonomi
·
Mencegah organisasi buruh (gabungan)
menekan pengusaha dalam menentukan harga barang
Sistem
ekonomi di Indonesia sering digolongkan dalam sistem ekonomi campuran, karena
kenyataannya hak milik individu diakui tetapi sepanjang penggunaannya tidak
menganggu hak-hak masyarakat/negara. Oleh karena itu
dalam
mekanisme pengaturan ekonomi ada bentuk campur tangan pemerintah. Adapun hal
yang mendukung Peran dan Campur Tangan Pemerintah Indonesia didasarkan atas:
a.
Amanat Konstitusi (pembukaan UUD 1945) :
Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2, menyelenggarakan kesejahteraan sosial seluruh
rakyat
b.
Penguasaan cabang-cabang produksi yang
penting
c.
Memelihara fakir miskin dan anak-anak
terlantar
d. Penyediaan lapangan
kerja
Dalam
pandangan lain, sistem ekonomi kita juga dikenal dengan sistem ekonomi
kerakyatan dan ada juga yang sering menamakan dengan Sistem Ekonomi Pancasila
(SEP). SEP tidak liberal-kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik.
Meskipun demikian sistem pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian. Dalam SEP
cirinya antara lain:
a.
Perekonomian digerakkan oleh rangsangan
ekonomi, sosial dan moral
b.
Ada kehendak masyarakat untuk mewujudkan
pemerataan sosial ekonomi
c.
Nasionalisme selalu menjiwai
kebijaksanaan ekonomi
d.
Koperasi merupakan sokoguru perekonomian
nasional
e.
Ada keseimbangan antara sentralisme dan
desentralisme dalam
kebijaksanaan
ekonomi
Kelebihan
perekonomian pasar campuran:
·
Pemerintah mempunyai kekuasaan untuk
mengatur pasar dan menindak praktek monopoli. Contoh: Mencegah kenaikan harga
yang berlebihan.
·
Pemerintah berwenang untuk mengeluarkan
kebijakan terkait pencegahan produksi barang yang berpotensi mencemari
lingkungan
·
Terciptanya pemerataan pendapatan
·
Kekurangan sistem ekonomi campuran
·
Banyaknya kekuatan pasar akan
menimbulkan ketimpangan dalam persaingan bisnis dan tidak tepatnya dalam
mengolah sumber daya
·
Berpotensi memperlambat pertumbuhan
perekonomian negara
·
Tidak ada kejelasan dan peraturan
tentang seberapa besar porsi pemerintah dalam kegiatan perekonomian
Kelemahan perekonomian
pasar campuran
·
Tidak ada
penjelasan peraturan tentang seberapa besar pengaruh pemerintah dalam kegiatan
perekonomian.
·
Perluasan
kebijakan fiskal bisa berimbas pada semakin sulitnya mendapat pinjaman dari
pemerintah.
·
Banyaknya
kekuatan pasar akan menyebabkan munculnya ketimpangan dalam persaingan bisnis
dan tidak tepatnya dalam mengolah sumber daya.
·
Ekonomi
campuran berpotensi memperlambat pertumbuhan perekonomian negara.
2.5 Implikasi
Pilihan Sistem Ekonomi Bagi Negara
Sistem ekonomi apa pun
yang dipilih oleh suatu negara membawa dampak sosial bagi masyarakatnya. Peter
L. Berger dalam karyanya Pyramids of
Sacrifise (1974) (Sindhunata, 1983: 10) membuktikan bahwa, baik sistem
kapitalisme maupun sosialisme, berdampak penderitaan jutaan warga
masyarakatnya. Menurutnya, di balik kedua sistem tersebut tersembunyi
mitos-mitos, yaitu pertumbuhan dalam kapitalisme dan mitos revolusi dalam
sosialisme. Mitos-mitos tersebut mengatasi rasionalisasi praktis dan teoritis
kedua ideology itu, tetapi sangat memengaruhinya. Dengan sendirinya, orang lain
perlu menilai secara kritis kedua sosiologi itu. Ketika melawan kapitalisme,
perlu dilancarkan kritik bahwa kapitalisme terlalu materialistis. Janjinya
tentang kesejahteraan memakan ongkos mahal, seperti keguncangan budaya dan
psikis manusia. Mitos pertumbuhan di dalamnya menghancurkan lingkungan hidup.
Kapitalisme sekarang ini kurang menyertakan partisipasi karena putusan
semata-mata berada di tangan teknokrat. Di lain pihak, sosialisme sosialisme juga
menuntut ongkos yang mahal. Revolusi dengan teror memakan jumlah korban manusia
yang luar biasa. Idenya tentang diktator proletariat pada akhirnya menghambat
segala macam kebebasan dan menjadi birokrasi yang kaku. Gagasannya tentang
berdiakari di bidang ekonomi membuat rakyat semakin miskin, sementara apa yang
semula dijanjikan sebagai pembebasan berubah menjadi kekuasaan negara yang
birokratis dan otoriter.
Kritik
terhadap sistem kapitalisme datang berbagai pihak. Salah satu kritik yang
paling keras dilancarkan para teoretikus kritiks sosial (aliran Frankfurt) yang
pada awal kelahirannya dimotori oleh Max Horkheimer. Teori kritik lahir karena
didorong kondisi social ekonomi di dunia barat di bawah sistem kapitalisme yang
sangat memprihatinkan, terutama bagi Horkheimer dan koleganya. Teori kritik
adalah teori yang lahir dari ketidaksetaraan dalam suatu sistem, atau yang
disebut sebagai structural inequality
yang inherent di dalam suatu
masyarakat, khususnya masyarakat Barat di bawah sistem kapitalis. Teori kritik
lahir dalam konteks masyarakat yang sedang mengalami keresahan. Berbagai
fenomena sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, eksploitasi, dan penindasan
manusia atas manusia sangat kental mewarnai masyarakat Eropa Barat dan juga
Amerika seiring dengan berkembangnya kapitalisme. Sementara itu, di Eropa Timur
dan Uni Soviet (Rusia dan beberapa negara pecahannya saat ini) yang pada waktu
itu menerapkan sistem sosialisme, juga ditandai dengan kondisi kemanusiaan yang
hampir serupa. Kondisi social seperti ini terefleksikan dalam pemikiran
beberapa sosiolog dan pemikir social lainnya.
Teori
kritis secara sturktur dikatakan sebagai teori kritis karena para teoritikusnya
mengkritik status quo dan berbagai bentuk penindasan yang ada di masyarakat.
Ada dua aliran utama dari teori kritis, yaitu aliran positivis dan aliran
post-positivis. Teori-teori yang masuk dalam kategori positivis adalah
marxisme, neomarxisme. Bahkan, ada beberapa ahli yang mengategorikan
konstruktivisme sosial sebagai salah satu varian teori kritis dalam aliran
positivism, yaitu teori-teori yang dapat dikategorikan sebagai super-kritik
karena teori-teori ini tidak bergerak sesuai dengan alur yang ada dan tetap
dalam paham positivism yang begitu dengan nilai-nilai akurasi yang tinggi, anti-relativitas
(universalitas), konsisten dengan pengetahuan yang telah mapan, dan bersifat
parsimonia.
Seperti
halnya teoritikus aliran Frankfurt lain, Habernas (Johnson, 2008) memfokuskan
pada proses ketika sistem ekonomi dan politik dilegitimasi melalui kepercayaan,
ideologi, dan pandangan dunia (worldviews).
Meskipun demikian, kapitalis modern menghadapi krisis legitimasi sebagai akibat
transformasi jangka panjang dari bentuk-bentuk entrepreneur kapitalisme awal menjadi kapitalisme modern
terorganisasi. Krisis ini diekspresikan dalam perdebatan kontemporer mengenai
ruang lingkup peran pemerintah dalam masyarakat. Asalnya ada di bagian dalam
resistensi terhadap ekspansi besar-besaran peran pemerintah dalam masyarakat
demokrasi modern. Ekspansi ini berhubungan dengan pertumbuhan
perusahaan-perusahaan kapitalis yang dipicu sebagian oleh kebutuhan
menyesuaikan dengan periode krisis ekonomi kapitalisme. Hal itu juga berarti
peningkatan peran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar yang tidak dapat
dilakukan oleh sistem-sistem pasar. Meskipun demikian, pola peningkatan
regulasi pemerintah ini inkonsisten dengan ideologi dengan ideologi politik
yang membatasi kekuasaan pemerintah.
Setiap
negara pada dasarnya menghendaki kesejahteraan yang tinggi bagi setiap warga negaranya.
Hanya saja cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut berbeda-beda dan
hal itu sangat tergantung filosofi yang mendasari, terutama yang berkaitan
dengan hakikat manusia dan posisi manusia di masyarakat. Apa pun ideologi yang
dianut suatu negara, perencanaan pembangunan menjadi instrument utama bagi
negara dalam konteks pembangunan ekonomi dalam upayanya mencapai kesejahteraan
masyarakatnya. Perencanaan pembangunan pada umumnya mengacu pada proses ketika
sebuah otoritas perencanaan memberikan arahan untuk mencapai target tertentu
dalam jangka waktu yang ditetapkan. Perencanaan pembangunan dilakukan mengingat
keterbatasan sumber daya dari negara yang bersangkutan. Perencanaan tersebut
menyangkut perencanaan program, baik sektor public maupun sektor ekonomi
swasta. Program-program yang tepat memastikan pemanfaatan sumber daya nasional
dengan tujuan merangsang proses pertumbuhan. Perencanaan pembangunan memang
penentu penting dari proses pembangunan, namun bukan satu-satunya. Terdapat
sejumlah faktor lain yang memengaruhi keberhasilan pembangunan.
Kebijakan
ekonomi saat ini bervariasi mulai dari bersifat laissesz-faire hingga ke intervensi berpusat negara.
Orientasi-orientasi pembangunan tersebut meskipun demikian, memiliki ciri yang
sama terhadap perilaku ekonomi. Menurut Trigilia (2007:65), tindakan ekonomi
didorong kepentingan diri dan secara social mengisolasi aktor. Kebijakan laissesz-faire berasumsi bahwa dalam
rangka memperbaiki pembangunan ekonomi, aktor ekonomi dapat melepaskan diri
dari ikatan-ikatan social dan hambatan-hambata politis. Ada kekhawatiran lama
sejak Adam Smith, hubungan sosial dan jaringan antar-aktor ekonomi akan menjadi
kolusi, dan dapat berakibat hilangnya efisiensi. Sebalinya, sejak “revolusi
Keynessian” ukuran terpusat negara dilihat sebagai ketidakpastian dan kurangnya
informasi dan kepercayaan yang menghalangi aktivitas ekonomi. Meskipun demikian,
mereka selalu menghasilkan solusi kebijakan berdasarkan dua instrument penting:
insentif financial untuk mengompensasi risiko dan biaya yang berasal dari
kemunduran loka atau investasi public untuk memprbaiki insfrastuktur dan modal
manusia. Dalam bebrapa kasus, peran hubungan dan jaringan sosial tidak menjadi
target kebijakan ini. Sebaliknya, hal itu sering dianggap sebagai faktor yang
dapat menghindari efisiensi pasar.
Dalam
perkembangan dunia yang semakin mengglobal saat ini, setiap negara tidak dapat
lagi hanya memerhatikan faktor-faktor yang ada di dalam negaranya (inward looking) dalam menyusun dan
melaksanakan perencanaan pembangunannya. Globalisasi dan integrasi ekonomi
global pada dasarnya merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Dalam
perkembangan dunia kontemporer, terdapat kecenderungan berkembangnya
model-model pertumbuhan komunitas internasional sebagai blok–blok kekuatan
ekonomi baru seperti yang dapat ditemukan dalam aliansi regional masyarakat Uni
Eropa, atau aliansi antara aliansi Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Dengan
demikian, faktor-faktor tersebut layak diperhitungkan dalam perumusan
perencanaan pembangunan suatu negara. Seorang sosiolog Amerika, Immanuel
Wallerstein, selama beberapa tahun memfokuskan perhatiannya pada dinamika
sistem ekonomi dunia. Menurut Wallerstein (Johnson, 2008:388), tatanan sosial
global yang terintegrasi dapat dilihat secara parallel dengan organisiasi
sosial politik negara-bangsa. Analisis Wallerstein memperlakukan ekonomi
kapitalis dunia sebagai sistem tunggal, yaitu sistem ekonomi dunia yang
mendasarkan pada interdependensi yang berkembang dari ekspansi perdagangan
internasional. Hubungan antar-negara berdasarkan atas pada hubungan saling
ketergantungan ekonomi yang semakin pervasive daripada ketergantungan politik
dan budaya. Interdendensi ekonomi ini meningkat secara subtansial, terutama
beberapa decade terakhir, seiring ekspansi globalisasi.
BAB III
Sky Casino in Jordan 7-star Discounts - Air Jordan7
BalasHapusShop for SKYCITY's how to find jordan 18 white royal blue 7 STAR how to buy air jordan 18 retro red discount code and promo. Save where can i find air jordan 18 retro red with our latest 토토 핫 SKYCITY promotional codes & free promo for more than 15 how can i buy jordan 18 white royal blue countries.