Sistem Ekonomi dan Perekonomian Pasar

MAKALAH
SOSIOLOGI EKONOMI
Dosen Pembimbing
Sulton Hanafi, S.E., M.M.

Disusun Oleh:
Febri Kusumawati                   21701082195
Ika Zahrotul Jannah                21701082210
Muhammad David                  21701082220

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Program Studi Akuntansi
Tahun 2018
DAFTAR ISI
Halaman Sampul....................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2   Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3   Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1    Definisi Sistem Ekonomi.................................................................................. 3
2.2    Perekonomian Pasar Kapitalis......................................................................... 11
2.3    Perekonomian Pasar Sosialis........................................................................... 14
2.4    Perekonomian Pasar Campuran....................................................................... 15
2.5    Implikasi dari pilihan sistem ekonomi bagi suatu Negara............................... 17
BAB III: PENUTUP
3.1    Kesimpulan..................................................................................................... 22
3.2    Saran............................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 23




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Suatu Negara dalam menjalankan perekonomiannya guna meningkatkan output sesuai dengan yang diinginkan tentunya bukan hal mudah, dalam perjalannya tentu akan mengalami beberapa kendala atau masalah, tetapi beberapa kendala tersebut dapat diatasi dengan membangun suatu sistem atau aturan dan tentunya yang mampu mengatasi hal tersebut. Sistem ekonomi adalah topik bahasan utama dalam disiplin ilmu ekonomi. Disiplin ilmu ini pada dasarnya membahas bagaimana bekerjanya sistem ekonomi. Sistem ekonomi adalah aturan atau cara penting yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian suatu Negara, karena berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi semua Negara di dunia, hanya dapat terselesaikan dengan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing-masing suatu Negara tersebut.
Sistem ekonomi merupakan institusi sosial sekaligus dari sistem sosial yang terbentuk guna menjawab masalah-masalah mendasar dalam perekonomian, permasalahan tersebut seperti seputar kegiatan produksi, konsumsi, serta distribusi, baik barang maupun jasa. Sistem social merupakan bagian dari sistem ekonomi yang beroperasi dengan menggunakan segala sumber daya yang ada di kalangan masyarakat. Berubahnya ketersediaan sumber daya yang ada di masyarakat akan mengakibatkan berubahnya sistem perekonomian suatu Negara. Dalam sistem perekonomian modern, dari setiap elemen didalam masyarakat menggunakan keunggulan komparatif dan absolutnya dan hasilnya adalah kekayaan dan kepemilikan pribadi. Secara umum. Kelangkaan sumber dayalah yang menyebabkan masyarakat terorganisasi ke dalam suatu sistem perekonomian, artinya sistem ekonomi dengan demikian beroperasi berdasarkan bagaimana sumber daya terorganisasi. Namun tujuan akhir dari suatu sistem ekonomi adalah terpenuhinya akan kebutuhan manusia, baik dari kebutuhan yang primer, sekunder, maupun tarsier.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.         Apa definisi dari sistem ekonomi?
2.         Apa penjelasan dari perekonomian pasar kapitalis?
3.         Bagaimana pelaksanaan dari perekonomian pasar sosial?
4.         Bagaimana pelaksanaan dari perekonomian pasar campuran?
5.         Bagaimana implikasi dari pilihan sistem ekonomi bagi suatu Negara?
1.3  Tujuan
1.      Agar mengetahui definisi dari sistem ekonomi.
2.      Agar mengetahui penjelasan dari perekonomian pasar.
3.      Agar mengetahui bagaimana pelaksanaan dari perekonomian pasar sosial.
4.      Agar mengetahui bagaimana pelaksanaan dari perekonomian pasar campuran.
5.      Agar mengetahui implikasi dari pilihan sistem ekonomi bagi suatu Negara.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sistem Ekonomi
Dalam mendefinisikan sistem ekonomi, terdapat dua cara, yaitu:
1.      Dengan melihatnya dari tingkat perkembangan masyarakat, teknologi subsitensi yang berkembang serta sektor ekonomi dominan (sektor primer,sekunder, atau tersier. Secara historis, masyarakat dilihat dari aspek ini dapat dibedakan menjadi tahapan perkembangan mulai dari masyarakat hunting and gathering, horticulturall pastoral, agrarian, industrial, dan post-industrial. Tahapan perkembangan masyarakat ini selanjutnya memengaruhi sistem ekonomi yang berlaku. Pada masyarakat hunting and gathering, aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi dilakukan secara kolektif. Pembagian kerja secara umum berbasis gender, yaitu laki-laki berburu dan perempuan meramu (memasak). Masyarakat belum memiliki konsep kepemilikan pribadi karena segara unsur sumber daya yang ada dikuasai dan digunakan masyarakat secara kolektif. Akibatnya, posisi masing-masing individu dalam masyarakat relatif sama atau dengan kata lain stratifikasi sosial yang terbentuk masih sangat sederhana. Dalam masyarakat tribal, yang merupakan representasi masyarakat hunting and gathering ini, satu-satunya posisi yang berbeda di masyarakat adalah pemimpin. Kebutuhan masyarakat pun juga masih terbatas. Tahapan selanjutnya, masyarakat horticultural/pastoral. Karakteristik masyarakat ini masih relatif sama dengan tahapan masyarakat sebelumnya. Hanya saja bedanya, pada masyarakat ini  sudah dikenal aktivitas budi daya, baik untuk tumbuh-tumbuhan (horticulturall) maupun hewan piaraan (pastoral). Aktivitas budidaya ini merupakan respons masyarakat secara evolusioner karena dua hal, yaitu sumber daya yang semakin langka dan meningkatnya kebutuhan akibat pertumbuhan penduduk. Masyarakat tidak lagi dapat menggantungkan kemurahan alam karena alam tidak selalu menyediakan kebutuhan setiap waktu. Teknologi budi daya yang berkembang dalam tahapan ini masih sederhana, yaitu masyarakat menggunakan teknik pertanian slash and burrn (tebang dan bakar) serta belum mengenai pertanian basah (wet culture). Pada masyrakat agrarian, sumber daya sumber daya tidak lagi dimiliki dan dikuasai secara kolektif. Masyarakat sudah mengenal pemilikan pribadi meskipun ada sumber daya tertentu yang dikuasai secara kolektif, seperti lapangan atau padang rumput untuk pengembangan ternak. Teknik pertanian yang semakin maju yang ditandai dengan berbagai alat pertanian yang terbuat dari besi. Masyarakat mengenal irigasi untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Dengan demikian, masyarakat telah mengenal pertanian basah (wet culture). sektor ekonomi dominan dalam sistem ekonomi masyarakat masih bersifat primer. Sektor ekonomi ini kemudian mengalami pergeseran menjadi sektor ekonomi sekunder pada tahapan perkembangan masyarakat selanjutnya, yaitu masyarakat industrial. Masyarakat industrial tidak lagi mengandalkan kekuatan-kekuatan alam dalam menunjang aktivitas produksinya.kekuatan-kekuatan mesin, listrik, minyak, bahkan nuklir digunakan untuk aktivitas produksi yang diupayakan tidak lagi dalam skala kecil, tetapi bersifat masif. Tingkat kebutuhan, kepemilikan pribadi, dan stratifikasi sosial yang terbentuk menjadi semakin kompleks. Tahapan perkembangan masyarakat yang terakhir ditandai dengan aktivitas produksi yang dilakukan dengan otomatisasi, komputerisasi, robotisasi, atau secara umum kekuatan mikroelektronik.
2.      Dengan melihat dari aspek kepemilikan apa yang disebut Marx sebagai alat-alat produksi (means of production). Berdasarkan cara kedua ini, masyarakat dapat dibedakan menjadi masyarakat primitif, perbudakan (slavery), foedalisme, kapitalisme, dan sosialisme. Pada masyarakat primitif, tidak (belum) dikenal pemilikan pribadi. Pada masyarakat perbudakan, means of production yang utama adalah kepemilikan tenaga kerja upahan (human labor). Selanjutnya, pada masyarakat foedalisme, kepemilikan tanah oleh tuan-tuan tanah menjadi ciri utama. Pada masyarakat kapitalis, kepemilikan capital (modal) oleh kaum kapitalis, dan terakhir pada masyarakat sosialis, kepemilkan sumber daya berada tangan negara (state). Perbedaan pola kepemilikan sumber daya tersebut selanjutnya membawa akibat yang luas di masyarakat.
Sistem ekonomi merupakan topic bahasan utama dalam disiplin ilmu ekonomi. Disiplin ilmu ini pada dasarnya membahas bagaimana bekerjanya sistem ekonomi. Menurut Nashville (1998), subject matter ekonomi adalah studi tentang bekerjanya sistem ekonomi, suatu sistem ketika orang memperoleh dan menggunakan pendapatannya. Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung pada aliran barang dan jasa, dan ini selanjutnya tergantung pada produktivitas sistem ekonomi. Adam smith menjelaskan bahwa produktivitas sistem ekonomi tergantung pada spesialisasi (ia mengatakan pembagian tenaga kerja), tetapi spesialisasi hanya mungkin jika terdapat pertukaran dan biaya pertukaran tersebut rendah semakin terspesialisasi, semakin tinggi tingkat produktivitas. Biaya pertukaran tergantung pada institusi-institusi negara: sistem hukumnya, sistem politik, sistem sosial, sistem pendidikan, budaya, dan sebagainay. Akibatnya, institusi-institusi yang menguasai ekonomi memberikan prespektif institusional ekonomi baru.
Pembahasan mengenai sistem ekonomi pada dasarnya tidak akan terlepas dari persoalan insentif-disinsentif yang dihasilkan sistem ekonomi tersebut, baik bagi individu perorangan maupun kelompok. Setiap sistem ekonomi menghasilkan produksi dan konsumsi spesifik dan hal tersebut berimplikasi pada analisis beberapa ciri fundamental sistem ekonomi dan cara kebijakan serta institusi yang mengendalikan pengaruhnya. Untuk mendeteksi apakah insentif dan disinsentif sistem ekonomi mendorong seorang pelaku ekonomi atau sekelompok pelaku dalam sistem ekonomi bertindak secara khusus menghasilkan sebuah produk atau jasa, diperlukan benchmarking untuk mengukurnya. Sebuah pendekatan yang sangat umum dalam menggunakan benchmark adalah dengan melihat kontribusi dan/atau beban yang ditanggung sistem ekonomi dari aktivitas yang dilakukan pelaku ekonomi. Jika pelaku memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang diperolehnya, pelaku tersebut telah menerima disinsentif. Namun, jika kontribusinya lebih rendah, ia telah menerima insentif. Implikasinya bahwa dalam insentif, perolehan profitabilitas privat dari aktivitas ekonomi berada di atas profitabilitas sosial, sebaliknya disinsentif.
Persoalan insentif-disinsentif tidak terlepas dari peran negara karena kebijakan yang dirumuskan dapat meningkatkan insentif-disinsentif juga dapat mengakibatkan sebaliknya. Kegagalan pasar dalam mendesain persoalan insentif-disinsentif pelaku ekonomi mencerminkan kegagalan kebijakan negara secara umum. Negara dengan demikian memegang peran sentral. Dalam masyarakat kontemporer saat ini, terdapat kaitan erat antara sistem ekonomi dan peran negara dalam mengelola sumber daya ekonomi yang ada di masyarakatnya. Menurut Zafirovski (2005:130), dalam kerangka analisis paretian, hukum-hukum ekonomi dan berbagai fenomena ekonomi yang terjadi memiliki makna penting secara sosiologis, dan secara sederhana dapat dirumuskan bahwa ekonomi suatu negara mempresentasikan kasus-kasus khusus dari keseluruhan kasus sosiologis kasus sosiologis secara umum. Posisi ini didukung oleh pandangannya bahwa sistem sosiologi jauh lebih kompleks dari sistem ekonomi sebagai bagiannya. Selanjutnya, Pareto berpendapat bahwa analisis terhadap berbagai fenomena ekonomi tidak dapat dilakukan tanpa bantuan sosiologi. Hal ini menjadi ide kemunculan dan kebutuhan akan kelahiran sosiologi ekonomi.
Dalam sistem ekonomi, stratifikasi dan struktur-struktur pencapaian prestasi instrumental diperlukan untuk menyalurkan energi motivasional individual dalam menyelesaikan tugas-tugas penting guna mempertahankan kesejahteraan masyarakat keseluruhan berdasarkan nilai-nilai yang disepakati bersama. Memotivasi tindakan diperlukan dan ganjaran yang diperoleh didasarkan pada kontribusi seseorang secara proporsional. Dalam hal ini, sistem stratifikasi berhubungan dengan pencapaian instrumental. Pada masyarakat Amerika (dan masyarakat modern lain), aktivitas pencapaian prestasi diorganisasi melalui struktur pekerjaan ketika sistem ekonomi dan institusi-institusi lain dalam keadaan baik. Penjelasan mengenai stratifikasi ini dikritik sebagai kontribusi-kontribusi untuk masyarakat yang paling bernilai atau esensial. Sebagai contoh, apakah kontribusi atlet terkenal lebih bernilai daripada kontribusi seorang guru sekolah? (Johnson, 2008:319).
Cara masyarakat mengintegrasikan kehidupan sosial disubordinasikan ke dalam sistem integrasi yang dilihat dalam prespektif sistem ekonomi yang tumbuh dari masyarakat konsumen. Dalam beberapa cara (terutama melalui iklan), individu didorong untuk mencapai tingkat konsumsi individual sebagai kunci pemenuhan kehidupan. Cara hidup ini membantu mengompensasi status subordinasi mereka dan kurangnya otonomi ketika antusiasme untuk peran konsumsi meningkatkan ekspansi sistem ekonomi. Bersama struktur politik, sistem integrasi menjadikan individu sebagai klien atau kelompok beneficiaries negara melalui kebebasannya terhadap pemerintah guna keuntungan personal atau untuk kebijakan yang akan melayani kepentingannya. Warga masyarakat dibagi menjadi senior (manula) yang setiap bulan memperoleh jaminan sosial, pelajar yang memperoleh keuntungan dari pemerintah berupa beasiswa, produsen pertanian yang memperoleh dukungan berupa pemberian kebebasannya. Secara paradoksal, peran-peran, baik konsumen maupun warga negara, ditentukan melalui  ideologi yang secara simultan mengidealisasikan kebebasan individual dan sukses secara materi, tanggung jawab sistem ekonomi “pasar bebas”, dan pemerintah adalah menciptakan kesejahteraan umum dalam masyarakat demokrasi (Johnson, 2008:414).
Senada dengan itu, luhman (Scott 2007:167-168) berpendapat bahwa dalam masyarakat modern, sistem ekonomi memiliki fungsi primer sekaligus menjadi problem sentral sistem integrasi dalam masyarakat secara keseluruhan. Hubungan-hubungan dalam pasar, perusahaan, dan rumah tangga dalam sebuah sistem moneter atau pertukaran berbeda dari sistem tindakan otonom yang menjadi ciri masyarakat pramodern. Politik dalam hal ini juga merupakan sphere of activity penting dalam masyarakat moder. Luhman melacaknya dari peran politik dan aktivitas, seperti administrasi birokrasi, partai politik, dan kewarganegaraan. Diferensiasi sistem politik pertama muncul bersama kelahiran negara-bangsa di Eropa modern. Luhman juga menganalisis sistem-sistem yang terdiferensiasi secara fungsional, termasuk sistem ilmu pemgetahuan dan teknik serta sistem keluarga dan kekerabatan.
Para ekonom mengidentifikasi  tiga sistem ekonomi berdasarkan bagaimana masing-masing sistem menjawab persoalan dasar, yaitu apa, bagaimana, dan untuk siapa produksi barang dan jasa dihasilkan. Dalam dunia nyata, meskipun demikian, tidak ada sistem ekonomi yang “murni”. Seluruh ekonomi merupakan sistem ekonomi campuran dalam berbagi derajat. Ketiga sistem ekonomi tersebut secara ringkas dideskripsikan sebagai berikut.
·         Command economy, yaitu sistem ekonomi ketika negara mengontrol faktor produksi dan membuat semua keputusan yang berkaitan dengan penggunaannya. Individu hanya memiliki pengaruh yang kecil terhadap cara bagaimana persoalan ekonomi dipecahkan. Salah satu kelebihan sistem ini adalah fleksibilitas dalam perencanaan ekonomi yang disusunnya. Meskipun demikian, karena upah diatur negara, individu tidak mempunyai insentif untuk bekerja keras dan efisien. Pilihan yang tersedia bagi konsumen pun juga terbatas.
·         Market economy, sistem ini juga sering disebut sebagai “kapitalisme”. Sistem inimerupakan lawan dari command system. Dalam sistem ini, individu memiliki faktor produksi. Mereka dapat memutuskan apa dan bagaimana memproduksi barang. Pasar merupakan pertukaran sukarelawan antara pembeli dan penjual. Pasar juga mengarahkan pilihan ekonomi, baik melalui tradisi maupun control pemerintah. Kompetisi memberikan konsumen pilihan yang banyak dan membantu menentukan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Faktor produksi dan arus uang masuk dan keluar antar-individu dan pengusaha berada dalam model yang disebut sebagai arus aktivitas ekonomi sirkuler.
·         Mixed economy, yaitu sistem ekonomi yang merupakan campuran antara kedua sistem ekonomi di atas. Beberapa aspek yang menjadi ciri market economy dan command economy diambil dan ditetapkan dalam praktik pengelolaan ekonomi suatu negara. Pada umumnya, hampir setiap negara menggunakan sistem ini.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
 Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Sistem ekonomi adalah susunan dari unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja secara bersama-sama untuk memecahkan masalah ekonomi yang mendasar dan mencapai tujuan tertentu.
Pengertian sistem ekonomi mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran. Dalam sistem ekonomi juga terdapat Elemen sistem ekonomi, yang terdiri atas:
1.      Unit-unit ekonomi seperti: rumah tangga, perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
2.      Pelaku-pelaku ekonomi seperti: konsumen, produsen, buruh, investor dan pejabatpejabat yang terkait.
3.      Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) Dan Sumber Daya Manusia (SDM).
4.      Sumber Daya Kapital (SDK), Sumber Daya Teknologi (SDT).

Sedangkan pranata/Institusi Ekonomi sendiri merupakan mekanisme yang
mengendalikan proses kegiatan ekonom, yang terdiri dari:
a.       Norma hidup, seperti norma agama, adat-istiadat, tradisi, etika profesi.
b.      Peraturan hidup, seperti konstitusi (UUD), undang-undang, peraturan pemerintah (PP), Peraturan Darah (Perda), Keputusan Presiden (Keppres), Surat Keputusan/Surat Edaran Pejabat Resmi, Perjanjian-perjanjian Bilateral/ Internasional.
c.       Paham Hidup, seperti pandangan hidup, cara hidup, ideologi.
Setiap sistem ekonomi pasti mempunyai tujuan. Tujuan sistem ekonomi suatu negara pada umumnya meliputi empat tugas pokok:
·         Menentukan apa, berapa banyak dan bagaimana produk-produk dan jasa-jasa yang dibutuhkan akan dihasilkan.
·         Mengalokasikan produk nasional bruto (PNB) untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat, penggantian stok modal, investasi.
·         Mendistribusikan pendapatan nasional (PN), diantara anggota masyarakat:
            sebagai upah/gaji, keuntungan perusahaan, bunga dan sewa.
·         Memelihara dan meningkatkann hubungan ekonomi dengan luar negeri.

2.2    Perekonomian Pasar Kapitalis
Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin terlebih dahulu, kemudian buruh yang berperan sebagai operator mesin guna mendapatkan nilai dari bahan baku yang diolah.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Istilah kapitalisme, dalam arti modern, sering dikaitkan dengan Karl Marx dalam magnum opus Das Kapital, Marx menulis tentang "cara produksi kapitalis" dengan menggunakan metode pemahaman yang sekarang dikenal sebagai Marxisme. Namun, sementara Marx jarang menggunakan istilah "kapitalisme", namun digunakan dua kali dalam interpretasi karyanya yang lebih politik, terutama ditulis oleh kolaborator Friedrich Engels. Pada abad ke-20 pembela sistem kapitalis sering menggantikan kapitalisme jangka panjang dengan frasa seperti perusahaan bebas dan perusahaan swasta dan diganti dengan kapitalis rente dan investor sebagai reaksi terhadap konotasi negatif yang terkait dengan kapitalisme.
Perspektif Sistem Ekonomi Kapitalisme
Ciri-ciri Ekonomi Kapitalisme :
1.      Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
2.      Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur   tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba.
3.      Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
Kebaikan-kebaikan Kapitalisme:
a.       Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
b.      Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
c.       Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
Kelemahan-kelemahan Kapitalisme:
a.       Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
b.      Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
c.       Adanya kebebasan bisa memunculkan potensi eksploitasi SDA dan SDM besar-besaran.
d.      Pemilik modal besar dapat menguasai roda ekonomi.
e.       Minimnya peran pemerintah membuat kegiatan ekonomi mudah terjadi resesi dan krisis.
f.       Distribusi pendapatan sulit terjadi karena minimnya peran pemerintah.
Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme:
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini adalah:
·         adanya spesialisasi
·         adanya produksi massa
·         adanya perusahaan berskala besar
·         adanya perkembangan penelitian


2.3    Perekonomian Pasar Sosialis
Sosialisme pasar adalah jenis sistem ekonomi yang melibatkan kepemilikan bersama, koperasi dan social atas alat produksi dalam kerangka ekonomi pasar. Pada negara yang menganut sistem sosialis, mekanisme pengaturan asset ditandai oleh ciri-ciri antara lain:
a.       Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individufiksi belaka.
b.      Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
c.       Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
d.      Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
e.       Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis).
f.       Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualism (masyarakat kapitalis).
Disamping mempunyai ciri-ciri seperti di atas, sistem sosialis juga mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain:
a.       Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum.
b.       Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka kreativitas masyarakat terhambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg).
c.       Tidak ada insentive untuk kerja keras (Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur).
d.      Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi (Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskan mekanisme yang mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme).
sistem sosialis juga mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain:
a.    Tanggung jawab kemajuan ekonomi berada di tangan pemerintah.
b.    Pemerintah dapat menentukan jenis-jenis industry atau produksi.
c.    Memudahkan pemerintah dalam mengatur, mengawasi, dan mengendalikan perekonomian.

2.4    Perekonomian Pasar Campuran
Ekonomi campuran adalah ssstem  perekonomian yang menggabungkan lebih dari satu aspek sistem ekonomi. Biasanya, di dalam ekonomi campuran terdapat paduan unsur kapitalisme dan  sosialisme. Pada negara yang menganut sistem ekonomi campuran (Mixed Economy), mekanisme pengaturan aset ada yang dikuasai oleh individu dan ada yang dikuasai oleh masyarakat/negara. Oleh karena itu negara yang menganut ekonomi campuran ditandai oleh ciri-ciri antara lain:
a.       Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
b.      Interaksi ekonomi terjadi di pasar
c.        Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan
d.      Adanya Campur Tangan Pemerintah. Alasan perlunya campur tangan pemerintah:
·         Mencegah perusahaanperusahaan besar turut mempengaruhi kebijaksanaan politik dan ekonomi
·         Mencegah organisasi buruh (gabungan) menekan pengusaha dalam menentukan harga barang
Sistem ekonomi di Indonesia sering digolongkan dalam sistem ekonomi campuran, karena kenyataannya hak milik individu diakui tetapi sepanjang penggunaannya tidak menganggu hak-hak masyarakat/negara. Oleh karena itu
dalam mekanisme pengaturan ekonomi ada bentuk campur tangan pemerintah. Adapun hal yang mendukung Peran dan Campur Tangan Pemerintah Indonesia didasarkan atas:
a.       Amanat Konstitusi (pembukaan UUD 1945) : Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2, menyelenggarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat
b.      Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting
c.       Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
d. Penyediaan lapangan kerja
Dalam pandangan lain, sistem ekonomi kita juga dikenal dengan sistem ekonomi kerakyatan dan ada juga yang sering menamakan dengan Sistem Ekonomi Pancasila (SEP). SEP tidak liberal-kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik. Meskipun demikian sistem pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian. Dalam SEP cirinya antara lain:
a.       Perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral
b.      Ada kehendak masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial ekonomi
c.       Nasionalisme selalu menjiwai kebijaksanaan ekonomi
d.      Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional
e.       Ada keseimbangan antara sentralisme dan desentralisme dalam
kebijaksanaan ekonomi
Kelebihan perekonomian pasar campuran:
·         Pemerintah mempunyai kekuasaan untuk mengatur pasar dan menindak praktek monopoli. Contoh: Mencegah kenaikan harga yang berlebihan.
·         Pemerintah berwenang untuk mengeluarkan kebijakan terkait pencegahan produksi barang yang berpotensi mencemari lingkungan
·         Terciptanya pemerataan pendapatan
·         Kekurangan sistem ekonomi campuran
·         Banyaknya kekuatan pasar akan menimbulkan ketimpangan dalam persaingan bisnis dan tidak tepatnya dalam mengolah sumber daya
·         Berpotensi memperlambat pertumbuhan perekonomian negara
·         Tidak ada kejelasan dan peraturan tentang seberapa besar porsi pemerintah dalam kegiatan perekonomian
Kelemahan perekonomian pasar campuran
·         Tidak ada penjelasan peraturan tentang seberapa besar pengaruh pemerintah dalam kegiatan perekonomian.
·         Perluasan kebijakan fiskal bisa berimbas pada semakin sulitnya mendapat pinjaman dari pemerintah.
·         Banyaknya kekuatan pasar akan menyebabkan munculnya ketimpangan dalam persaingan bisnis dan tidak tepatnya dalam mengolah sumber daya.
·         Ekonomi campuran berpotensi memperlambat pertumbuhan perekonomian negara.

2.5    Implikasi Pilihan Sistem Ekonomi Bagi Negara
Sistem ekonomi apa pun yang dipilih oleh suatu negara membawa dampak sosial bagi masyarakatnya. Peter L. Berger dalam karyanya Pyramids of Sacrifise (1974) (Sindhunata, 1983: 10) membuktikan bahwa, baik sistem kapitalisme maupun sosialisme, berdampak penderitaan jutaan warga masyarakatnya. Menurutnya, di balik kedua sistem tersebut tersembunyi mitos-mitos, yaitu pertumbuhan dalam kapitalisme dan mitos revolusi dalam sosialisme. Mitos-mitos tersebut mengatasi rasionalisasi praktis dan teoritis kedua ideology itu, tetapi sangat memengaruhinya. Dengan sendirinya, orang lain perlu menilai secara kritis kedua sosiologi itu. Ketika melawan kapitalisme, perlu dilancarkan kritik bahwa kapitalisme terlalu materialistis. Janjinya tentang kesejahteraan memakan ongkos mahal, seperti keguncangan budaya dan psikis manusia. Mitos pertumbuhan di dalamnya menghancurkan lingkungan hidup. Kapitalisme sekarang ini kurang menyertakan partisipasi karena putusan semata-mata berada di tangan teknokrat. Di lain pihak, sosialisme sosialisme juga menuntut ongkos yang mahal. Revolusi dengan teror memakan jumlah korban manusia yang luar biasa. Idenya tentang diktator proletariat pada akhirnya menghambat segala macam kebebasan dan menjadi birokrasi yang kaku. Gagasannya tentang berdiakari di bidang ekonomi membuat rakyat semakin miskin, sementara apa yang semula dijanjikan sebagai pembebasan berubah menjadi kekuasaan negara yang birokratis dan otoriter.
Kritik terhadap sistem kapitalisme datang berbagai pihak. Salah satu kritik yang paling keras dilancarkan para teoretikus kritiks sosial (aliran Frankfurt) yang pada awal kelahirannya dimotori oleh Max Horkheimer. Teori kritik lahir karena didorong kondisi social ekonomi di dunia barat di bawah sistem kapitalisme yang sangat memprihatinkan, terutama bagi Horkheimer dan koleganya. Teori kritik adalah teori yang lahir dari ketidaksetaraan dalam suatu sistem, atau yang disebut sebagai structural inequality yang inherent di dalam suatu masyarakat, khususnya masyarakat Barat di bawah sistem kapitalis. Teori kritik lahir dalam konteks masyarakat yang sedang mengalami keresahan. Berbagai fenomena sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, eksploitasi, dan penindasan manusia atas manusia sangat kental mewarnai masyarakat Eropa Barat dan juga Amerika seiring dengan berkembangnya kapitalisme. Sementara itu, di Eropa Timur dan Uni Soviet (Rusia dan beberapa negara pecahannya saat ini) yang pada waktu itu menerapkan sistem sosialisme, juga ditandai dengan kondisi kemanusiaan yang hampir serupa. Kondisi social seperti ini terefleksikan dalam pemikiran beberapa sosiolog dan pemikir social lainnya.
Teori kritis secara sturktur dikatakan sebagai teori kritis karena para teoritikusnya mengkritik status quo dan berbagai bentuk penindasan yang ada di masyarakat. Ada dua aliran utama dari teori kritis, yaitu aliran positivis dan aliran post-positivis. Teori-teori yang masuk dalam kategori positivis adalah marxisme, neomarxisme. Bahkan, ada beberapa ahli yang mengategorikan konstruktivisme sosial sebagai salah satu varian teori kritis dalam aliran positivism, yaitu teori-teori yang dapat dikategorikan sebagai super-kritik karena teori-teori ini tidak bergerak sesuai dengan alur yang ada dan tetap dalam paham positivism yang begitu dengan nilai-nilai akurasi yang tinggi, anti-relativitas (universalitas), konsisten dengan pengetahuan yang telah mapan, dan bersifat parsimonia.
Seperti halnya teoritikus aliran Frankfurt lain, Habernas (Johnson, 2008) memfokuskan pada proses ketika sistem ekonomi dan politik dilegitimasi melalui kepercayaan, ideologi, dan pandangan dunia (worldviews). Meskipun demikian, kapitalis modern menghadapi krisis legitimasi sebagai akibat transformasi jangka panjang dari bentuk-bentuk entrepreneur kapitalisme awal menjadi kapitalisme modern terorganisasi. Krisis ini diekspresikan dalam perdebatan kontemporer mengenai ruang lingkup peran pemerintah dalam masyarakat. Asalnya ada di bagian dalam resistensi terhadap ekspansi besar-besaran peran pemerintah dalam masyarakat demokrasi modern. Ekspansi ini berhubungan dengan pertumbuhan perusahaan-perusahaan kapitalis yang dipicu sebagian oleh kebutuhan menyesuaikan dengan periode krisis ekonomi kapitalisme. Hal itu juga berarti peningkatan peran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar yang tidak dapat dilakukan oleh sistem-sistem pasar. Meskipun demikian, pola peningkatan regulasi pemerintah ini inkonsisten dengan ideologi dengan ideologi politik yang membatasi kekuasaan pemerintah.
Setiap negara pada dasarnya menghendaki kesejahteraan yang tinggi bagi setiap warga negaranya. Hanya saja cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut berbeda-beda dan hal itu sangat tergantung filosofi yang mendasari, terutama yang berkaitan dengan hakikat manusia dan posisi manusia di masyarakat. Apa pun ideologi yang dianut suatu negara, perencanaan pembangunan menjadi instrument utama bagi negara dalam konteks pembangunan ekonomi dalam upayanya mencapai kesejahteraan masyarakatnya. Perencanaan pembangunan pada umumnya mengacu pada proses ketika sebuah otoritas perencanaan memberikan arahan untuk mencapai target tertentu dalam jangka waktu yang ditetapkan. Perencanaan pembangunan dilakukan mengingat keterbatasan sumber daya dari negara yang bersangkutan. Perencanaan tersebut menyangkut perencanaan program, baik sektor public maupun sektor ekonomi swasta. Program-program yang tepat memastikan pemanfaatan sumber daya nasional dengan tujuan merangsang proses pertumbuhan. Perencanaan pembangunan memang penentu penting dari proses pembangunan, namun bukan satu-satunya. Terdapat sejumlah faktor lain yang memengaruhi keberhasilan pembangunan.
Kebijakan ekonomi saat ini bervariasi mulai dari bersifat laissesz-faire hingga ke intervensi berpusat negara. Orientasi-orientasi pembangunan tersebut meskipun demikian, memiliki ciri yang sama terhadap perilaku ekonomi. Menurut Trigilia (2007:65), tindakan ekonomi didorong kepentingan diri dan secara social mengisolasi aktor. Kebijakan laissesz-faire berasumsi bahwa dalam rangka memperbaiki pembangunan ekonomi, aktor ekonomi dapat melepaskan diri dari ikatan-ikatan social dan hambatan-hambata politis. Ada kekhawatiran lama sejak Adam Smith, hubungan sosial dan jaringan antar-aktor ekonomi akan menjadi kolusi, dan dapat berakibat hilangnya efisiensi. Sebalinya, sejak “revolusi Keynessian” ukuran terpusat negara dilihat sebagai ketidakpastian dan kurangnya informasi dan kepercayaan yang menghalangi aktivitas ekonomi. Meskipun demikian, mereka selalu menghasilkan solusi kebijakan berdasarkan dua instrument penting: insentif financial untuk mengompensasi risiko dan biaya yang berasal dari kemunduran loka atau investasi public untuk memprbaiki insfrastuktur dan modal manusia. Dalam bebrapa kasus, peran hubungan dan jaringan sosial tidak menjadi target kebijakan ini. Sebaliknya, hal itu sering dianggap sebagai faktor yang dapat menghindari efisiensi pasar.
Dalam perkembangan dunia yang semakin mengglobal saat ini, setiap negara tidak dapat lagi hanya memerhatikan faktor-faktor yang ada di dalam negaranya (inward looking) dalam menyusun dan melaksanakan perencanaan pembangunannya. Globalisasi dan integrasi ekonomi global pada dasarnya merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Dalam perkembangan dunia kontemporer, terdapat kecenderungan berkembangnya model-model pertumbuhan komunitas internasional sebagai blok–blok kekuatan ekonomi baru seperti yang dapat ditemukan dalam aliansi regional masyarakat Uni Eropa, atau aliansi antara aliansi Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut layak diperhitungkan dalam perumusan perencanaan pembangunan suatu negara. Seorang sosiolog Amerika, Immanuel Wallerstein, selama beberapa tahun memfokuskan perhatiannya pada dinamika sistem ekonomi dunia. Menurut Wallerstein (Johnson, 2008:388), tatanan sosial global yang terintegrasi dapat dilihat secara parallel dengan organisiasi sosial politik negara-bangsa. Analisis Wallerstein memperlakukan ekonomi kapitalis dunia sebagai sistem tunggal, yaitu sistem ekonomi dunia yang mendasarkan pada interdependensi yang berkembang dari ekspansi perdagangan internasional. Hubungan antar-negara berdasarkan atas pada hubungan saling ketergantungan ekonomi yang semakin pervasive daripada ketergantungan politik dan budaya. Interdendensi ekonomi ini meningkat secara subtansial, terutama beberapa decade terakhir, seiring ekspansi globalisasi. 













BAB III

Komentar

  1. Sky Casino in Jordan 7-star Discounts - Air Jordan7
    Shop for SKYCITY's how to find jordan 18 white royal blue 7 STAR how to buy air jordan 18 retro red discount code and promo. Save where can i find air jordan 18 retro red with our latest 토토 핫 SKYCITY promotional codes & free promo for more than 15 how can i buy jordan 18 white royal blue countries.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengantar Manajemen "MOTIVASI"

Contoh Poetry (Puisi)

Pengantar Bisnis (Lingkungan Bisnis Global)